Hagia Sophia

20 May 2024

Fenomena 'Lonely Deaths' Melanda Jepang Akibat Lebih dari 21 Ribu Warganya Hidup Sendirian

Foto: Getty Images/iStockphoto/kieferpix

Jepang dilanda fenomena 'lonely deaths' yang mengkhawatirkan. Temuan baru mengungkap lebih dari 21 ribu warga Jepang meninggal sendirian.

Dikutip dari ASAHI, National Police Agency Jepang mengungkap sebanyak 21.716 warga Jepang meninggal di rumah sendirian di periode Januari-Maret 2024. Sekitar 80 persen di antaranya atau 17 ribu kematian adalah lansia berusia di atas 65 tahun.

Para pejabat mendefinisikan 'lonely death' sebagai kematian seseorang yang tidak dirawat oleh siapa pun, dan jenazahnya ditemukan setelah jangka waktu tertentu berlalu. Biasanya orang yang meninggal sendirian baru ditemukan setelah mayatnya membusuk.

"Kemungkinan kematian sendirian pasti akan meningkat di masyarakat mulai sekarang. Penting bagi kita untuk mengatasi masalah ini secara langsung dan benar," kata Menteri Kesehatan Keizo Takemi dalam pertemuan Majelis.

Masataka Nakagawa, peneliti senior di Institut Nasional Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial yang dikelola pemerintah, mengatakan ada tiga alasan utama tingginya jumlah kodokushi, atau kematian karena kesepian, di Jepang.

Kata dia, ada perubahan besar dalam tatanan kehidupan keluarga di Jepang. Jika dulu anak terbiasa tinggal dengan orang tua hingga dewasa, hal ini makin jarang terjadi karena anak-anak memilih tinggal sendirian karena alasan pekerjaan.

"Selain itu, angka pernikahan telah menurun selama beberapa tahun dan itu berarti saat ini terdapat banyak orang lajang, bahkan di kalangan lansia," katanya.

Faktor ketiga adalah rata-rata harapan hidup yang lebih panjang, yang menyebabkan setengah dari pasangan lanjut usia, biasanya perempuan, hidup sendirian, kata Nakagawa.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Fenomena 'Lonely Deaths' Guncang Jepang, 21 Ribu Orang Meninggal Sendirian"