Hagia Sophia

03 May 2024

Sering Marah Bisa Picu Serangan Jantung dan Stroke

Ilustrasi marah. (Foto: Thinkstock)

Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa marah-marah bisa berdampak fatal pada kesehatan. Kemarahan dalam waktu singkat dapat merusak fungsi pembuluh darah yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Peneliti di Amerika Serikat mengungkapkan ketika seorang dewasa marah setelah mengingat masa lalu, fungsi sel-sel yang melapisi pembuluh darah mengalami gangguan negatif sehingga membatasi aliran darah. Penelitian sebelumnya menemukan efek tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Penelitian baru yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association mengungkapkan emosi negatif seperti kecemasan dan kesedihan tidak memicu perubahan yang sama pada fungsi lapisan pembuluh darah seperti dengan marah. Tim peneliti mengatakan kemarahan singkat yang dipicu oleh mengingat pengalaman masa lalu dapat berdampak negatif pada kemampuan pembuluh darah untuk rileks.

Gangguan kemampuan pembuluh darah untuk berelaksasi dapat meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis. Kondisi ini selanjutnya juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

"Gangguan fungsi pembuluh darah terkait dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke. Studi observasional telah menghubungkan perasaan emosi negatif dengan serangan jantung atau kejadian penyakit kardiovaskular lainnya," ucap Profesor Daichi Shimbo dari Columbia University Irving Medical Center dikutip dari Mirror, Kamis (2/5/2024).

Sebanyak 280 orang dewasa dengan usia rata-rata 26 tahun secara acak ditugaskan untuk melakukan salah satu dari empat tugas emosional selama delapan menit. Tugasnya adalah mengingat kembali kenangan pribadi yang membuat marah, mengingat kenangan yang membuat cemas, dan membaca serangkaian kalimat untuk menimbulkan kesedihan.

Tim peneliti menilai sel-sel yang melapisi pembuluh darah masing-masing dan mencari bukti adanya gangguan pelebaran pembuluh darah, peningkatan cedera sel, atau penurunan kapasitas perbaikan sel.

Peneliti menemukan peserta yang mengingat memori yang menyebabkan rasa marah menyebabkan penurunan pelebaran pembuluh darah dari nol hingga 40 menit setelah tugas tersebut.

"Kami melihat bahwa membangkitkan keadaan marah menyebabkan disfungsi pembuluh darah, meskipun kami belum memahami apa yang menyebabkan perubahan ini. Investigasi hubungan ini dapat membantu mengidentifikasikan target intervensi yang efektif untuk orang-orang pada peningkatan risiko kejadian kardiovaskular," ujarnya.

Peneliti beranggapan bahwa temuan ini menambah bukti kesehatan mental dapat memengaruhi kesehatan jantung. Keadaan emosional akut yang intens seperti kemarahan dan stres mungkin dapat menyebabkan masalah kardiovaskular.

"Studi saat ini dapat dengan jelas menunjukkan bagaimana kemarahan dapat berdampak negatif pada kesehatan dan fungsi endotel vaskular. Kita tahu endotel vaskular atau lapisan pembuluh darah adalah 'pemain kunci' dalam iskemia miokard dan penyakit jantung aterosklerotik," ujar Prof Glenn Levine dari Baylor College of Medicine.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Riset Buktikan Keseringan Marah-marah Picu Serangan Jantung-Stroke, Kok Bisa?"