Hagia Sophia

16 May 2024

Thailand Akan Larang Penggunaan Ganja Mulai Akhir Tahun 2024

Toko yang menjual ganja di Thailand. (Foto: Putu Intan/detikcom)

Thailand menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang melegalkan penggunaan ganja untuk rekreasional di pertengahan Juni 2022. Namun dua tahun setelah aturan tersebut berlaku, pemerintah putar arah dan akan melarang penggunaannya untuk umum.

Perdana Menteri Thailand Srettha Tashivisin akan memasukkan kembali ganja sebagai golongan narkoba pada akhir 2024.

"Saya ingin Kementerian Kesehatan mengubah peraturan dan memasukkan kembali ganja ke dalam daftar narkotika," kata Perdana Menteri Srettha Thavisin dikutip dari Reuters, Selasa (14/5/2024).

Rencananya, ganja akan diperbolehkan untuk keperluan medis dan kesehatan. Thavisin sangat vokal dalam melarang penggunaan ganja untuk rekreasi dan menyatakan dalam beberapa wawancara media bahwa penyalahgunaan narkoba adalah masalah besar bagi Thailand.

"Kami merancang undang-undang ini untuk melarang penggunaan ganja yang tidak tepat. Semua penggunaan rekreasi adalah salah," kata Menteri Kesehatan Cholnan Srikaew.

Pemerintahan sebelumnya gagal mendorong undang-undang terkait ganja melalui parlemen sebelum pemilihan umum Mei lalu, sehingga Thailand tidak memiliki undang-undang yang mengatur penggunaannya.

Ke depannya, toko-toko ganja yang beroperasi secara ilegal tidak akan diizinkan untuk beroperasi, sementara ganja yang ditanam di dalam negeri juga tidak akan diperbolehkan.

"Dalam undang-undang baru, ganja akan menjadi tanaman yang diawasi, jadi menanamnya memerlukan izin. Kami akan mendukung (budidaya ganja) untuk industri medis dan kesehatan," tandas Srikaew.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Thailand Bakal Cabut Status 'Bebas' Konsumsi Ganja di Akhir 2024"