Hagia Sophia

03 June 2024

Tidur Lebih Lama di Akhir Pekan Bisa Kurangi Risiko Terkena Depresi

Ilustrasi tidur. (Foto: iStock)

Setelah lima hari penuh bekerja dan beraktivitas, akhir pekan kerap menjadi ajang 'balas dendam' atau catch-up sleep untuk tidur lebih lama. Meski terkesan sepele, tidur lebih lama di akhir pekan ternyata bisa mengurangi risiko terkena depresi.

Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan di Journal of Affective Disorders, peneliti mengamati keterkaitan antara catch-up sleep dan risiko depresi. Dari 8 ribu orang yang diteliti terkait penilaian penurunan risiko depresi, setengah di antaranya tidur lebih lama di akhir pekan.

Secara keseluruhan, tidur satu atau dia jam lebih lama memiliki risiko 46 persen lebih rendah menunjukkan tanda-tanda depresi.

"Temuan kami dapat memberikan bukti epidemiologis tambahan untuk efek tidur pada gejala depresi," kata tim peneliti di Journal of Affective Disorders.

Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa kaitan antara tidur di akhir pekan dan penurunan gejala depresi terutama terlihat pada individu yang tidur 6 jam atau kurang di hari kerja. Kaitan tersebut juga cenderung lebih kuat pada pria dan orang dewasa di bawah usia 65 tahun.

Gejala depresi dapat mencakup perasaan sedih yang terus-menerus dan kurangnya minat pada aktivitas yang dulunya menyenangkan. Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa tidur tambahan di akhir pekan terhadap gejala depresi memberi manfaat terutama ada pada orang yang tidur enam jam atau kurang pada hari kerja.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ternyata 'Balas Dendam' Tidur Lebih Lama di Weekend Kurangi Risiko Depresi"