Hagia Sophia

28 October 2025

Apa yang Terjadi pada Paru-paru saat Menghirup Mikroplastik?

Foto: Ilustrasi mikroplastik (Getty Images/iStockphoto/doble-d)

Belakangan ini ramai dibahas soal air hujan di Jakarta yang mengandung partikel mikroplastik berbahaya. Partikel tersebut diduga berasal dari aktivitas manusia di perkotaan, seperti penggunaan plastik sekali pakai, limbah kendaraan, hingga degradasi sampah plastik di lingkungan.

Temuan ini menjadi peringatan serius bahwa polusi plastik kini tidak hanya mencemari tanah dan laut, tetapi juga atmosfer.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran karena partikel mikroplastik berukuran sangat kecil, bahkan lebih halus dari debu biasa, sehingga dapat terhirup manusia atau masuk ke dalam tubuh melalui air dan makanan. Paparan jangka panjangnya berpotensi berdampak pada kesehatan, termasuk gangguan pada paru-paru dan sistem pernapasan.

Spesialis paru dr Agus Susanto, SpP(K) menjelaskan mikroplastik merupakan partikel plastik halus hasil degradasi berbagai jenis plastik, dengan ukuran berkisar antara 1 mikrometer hingga 5 milimeter. Menurutnya, mikroplastik primer dapat berasal dari produk kosmetik, perawatan diri, detergen, hingga insektisida.

Sementara mikroplastik sekunder terbentuk dari pecahan botol plastik, kantong plastik, wadah penyimpanan makanan, dan berbagai produk plastik lainnya.

"Mikroplastik dapat terbawa di udara, mengalami pengendapan kering dan basah di permukaan bumi. Mikroplastik dapat terdapat di air, menempel di sayuran, makanan dan masuk tubuh secara tertelan," katanya saat dihubungi detikcom, Kamis (23/10/2025).

"Sedangkan yg ada di udara permukaan dapat terhirup/terinhalasi masuk tubuh lewat saluran napas dan masuk ke paru," lanjutnya.

Saat terhirup, dr Agus menjelaskan mikroplastik dan nanoplastik dapat bersirkulasi di dalam tubuh atau tertangkap di beberapa lokasi, tergantung ukuran partikelnya. Partikel berukuran lebih dari 5 mikrometer biasanya terperangkap di saluran napas atas. Partikel berukuran 1-5 mikrometer dapat terdeposit di jaringan paru.

Partikel lebih kecil dari 1 mikrometer mampu mencapai alveoli paru melalui proses difusi, sedangkan partikel di bawah 500 nanometer bisa difagositosis oleh makrofag alveolus.

Apa yang terjadi pada paru-paru saat menghirup mikroplastik?

dr Agus mengatakan Mikroplastik yang berada di udara dan terhirup dapat menimbulkan dampak berbeda tergantung pada ukuran partikelnya. Partikel dengan ukuran di atas 5 mikrometer umumnya hanya mencapai saluran napas atas, sehingga dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan.

Kondisi ini menimbulkan keluhan seperti hidung berair, rasa gatal di hidung, sakit tenggorokan, dan batuk.

Sementara itu, mikroplastik berukuran antara 0,5 hingga 5 mikrometer dapat mencapai saluran napas bawah hingga alveoli paru. Paparan pada area ini dapat menimbulkan iritasi dan peradangan di saluran napas bawah maupun jaringan paru, yang memicu gejala batuk, dahak berlebih, dan sesak napas.

"Pada orang dengan penyakit paru seperti asma dan Penyakit paru kronik (PPOK) bisa meningkatkan risiko serangan asma dan PPOK," ucapnya.

"Dalam jangka panjang terinhalasi/terhirup mikroplastik pada saluran napas bawah berpotensi menimbulkan penyakit paru seperti asma, Penyakit paru kronik, peradangan paru/pneumonitis, penyakit fibrosis paru dan bahkan kanker paru," lanjutnya lagi.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ngeri, Ini yang Terjadi pada Paru-paru saat Menghirup Mikroplastik"