Hagia Sophia

27 July 2025

Kisah Wanita yang Tidak Bisa Hamil Karena Alergi Sperma Suaminya

Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/imtmphoto

Seorang wanita di Lithuania mengaku selalu gagal untuk memiliki anak. Mereka mencoba program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) sebanyak dua kali, tetapi tidak berhasil.

Wanita 29 tahun itu juga telah menjalani pemeriksaan ginekologi. Tetapi, masih juga tidak menemukan penyebab yang membuatnya tidak bisa hamil.

Dari hasil pemeriksaan, wanita tersebut memiliki riwayat asma dan sensitivitas terhadap alergen yang terhirup, seperti jamur, bulu kucing, dan debu. Ia pun mengunjungi fasilitas medis untuk memeriksa apakah alerginya itu mempengaruhi kesuburannya.

Dari hasil tes darah, ditemukan bahwa wanita itu memiliki kadar eosinofil yang sangat tinggi. Itu merupakan sejenis sel darah putih yang melindungi tubuh dari alergi.

Hasil tes kulit menunjukkan bahwa wanita tersebut juga sensitif terhadap tungau, serbuk sari dari gulma dan rumput, serta alergen dari serangga dan anjing.

"Pasien juga sangat sensitif terhadap protein yang disebut alergen Canis familiaris 5 (Can f 5), yang ditemukan dalam bulu dan urine anjing. Kondisi ini juga dapat mengindikasikan sensitivitas terhadap jenis protein serupa yang ditemukan dalam air mani manusia," tulis para dokter yang dikutip dari Live Science, Kamis (24/7/2025).

Dalam wawancara dengan seorang ahli alergi, pasien mengkonfirmasi bahwa ia mengalami hidung tersumbat dan bersin setelah berhubungan seksual tanpa pengaman dengan pasangannya. Gejala-gejala ini sebelumnya diabaikan oleh spesialis lain selama konsultasi soal masalah kehamilannya.

Dokter kemudian melakukan tes alergi lebih lanjut menggunakan sampel air mani yang dikumpulkan dari pasangan wanita tersebut. Respons alergi pasien mengkonfirmasi kecurigaan dokter bahwa ia memiliki alergi terhadap plasma air mani manusia.

Plasma mani merupakan komponen cairan air mani yang membawa sel sperma. Sensitivitas terhadap air mani ini merupakan penyebab potensial infertilitas atau kesulitan untuk hamil pada wanita.

Menurut laporan tersebut, alergi semacam itu dapat memicu peradangan pada organ reproduksi. Belum jelas apakah alergi tersebut juga menjadi penyebab sulitnya IVF, mengingat air mani tidak akan ada dalam embrio yang ditanamkan.

Penanganan yang Dilakukan

Dari hasil pemeriksaan, salah satu intervensi yang paling umum untuk alergi air mani adalah penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom. Tetapi, pasien masih ingin hamil dengan pasangannya, sehingga ia menolak strategi tersebut.

Satu-satunya pengobatan yang dapat mengurangi sensitivitas terhadap air mani adalah memasukkan cairan ke dalam tubuh pasien dengan konsentrasi yang meningkat secara bertahap. Hal ini dilakukan untuk membangun toleransi mereka terhadap alergen.

"Namun, pengobatan ini tidak tersedia di Lithuania," tulis para dokter.

Sebaliknya, mereka menyarankan agar wanita tersebut mengonsumsi obat antihistamin sebelum berhubungan seksual untuk mengurangi keparahan reaksi alerginya. Wanita itu mengikuti anjurannya, tapi tidak efektif.

Dalam kunjungan tindak lanjut tiga tahun kemudian, wanita itu mengatakan masih belum bisa hamil. Terlebih lagi, gejala alergi baru kini muncul setelah kontak dengan air mani pasangannya.

"Gejala alergi yang muncul berupa rasa terbakar pada vulva, kelopak mata bengkak, dan mata berair. Tidak ada perawatan lebih lanjut yang direkomendasikan," terang dokter.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kasus Medis Aneh, Wanita Ini Tak Bisa Hamil gegara Alergi Sperma Suaminya"