![]() |
Foto: Ilustrasi virus (Getty Images/iStockphoto/Evgenii Kovalev) |
Dalam satu dekade terakhir, Indonesia telah menghadapi berbagai wabah virus yang berdampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat. Beberapa di antaranya menimbulkan kepanikan global, seperti COVID-19, sementara yang lain silih berganti dalam skala lokal.
Menyadari wabah ini penting untuk meningkatkan kewaspadaan diri. Berikut sejumlah virus yang pernah mewabah di Indonesia selama 10 tahun terakhir.
Ada banyak virus yang pernah mewabah di Indonesia selama 10 tahun terakhir. Berikut tujuh di antaranya:
1. SARS COV-2
SARS-COV-2 merupakan virus penyakit COVID-19. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada bulan Desember tahun 2019 di Wuhan, Tiongkok.
Dikutip dari laman Live Science, studi tahun 2021 menunjukkan, SARS-COV-2 kemungkinan berasal dari kelelawar, berpindah melalui hewan perantara dan menginfeksi manusia. Virus ini bisa menimbulkan risiko yang lebih tinggi bagi orang dengan kondisi kesehatan bawaan, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas.
Dikutip dari buku Tanya Jawab Seputar Virus Corona, beberapa gejala dari COVID-19 adalah demam, batuk kering, sesak napas, nyeri tenggorokan, pegal-pegal atau merasa kelelahan. Di Indonesia, tercatat 6.811.780 kasus COVID 19 di Indonesia hingga tahun 2023. Angka kematiannya mencapai 161.865 orang.
2. Avian Influenza
Avian influenza menyebabkan penyakit flu burung. Meski penyakit ini umumnya menginfeksi burung, beberapa strain dari virus mampu menginfeksi manusia dan menyebabkan gejala yang serius hingga fatal.
Flu burung pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 2003. Berdasarkan data dari WHO dari tahun 2003-2023, terdapat 458 kematian akibat flu burung pada manusia. Sebanyak 168 di antaranya terjadi di Indonesia.
3. Dengue
Dengue merupakan virus utama yang menyebabkan penyakit demam berdarah lewat nyamuk Aedes aegypti. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, tahun 2024 tercatat sebagai puncak kasus DBD di Indonesia dengan lebih dari 1.400 kematian.
Gejala utama penyakit DBD meliputi demam mendadak yang tinggi, mencapai suhu hingga 39 derajat celcius. Demam berlangsung terus menerus selama 2-7 hari, kemudian turun dengan cepat. Adapun gejala lainnya mencapai nyeri kepala, menggigil, lemas, nyeri di belakang mata, otot, dan tulang, ruam kulit kemerahan, kesulitan menelan makanan, mual, muntah, hingga timbul bintik-bintik merah pada kulit.
4. Chikungunya
Seperti namanya, virus chikungunya merupakan penyebab dari penyakit chikungunya yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Dikutip dari laman Universitas Airlangga, sepanjang tahun 2019, terdapat 5.042 kasus chikungunya yang ditemukan tersebar di 20 provinsi di Indonesia. Sementara itu, diberitakan oleh detikcom, di awal tahun 2025, terdapat 17 warga Kota Kediri dan 37 warga Tasikmalaya yang terkena penyakit ini. Gejala akut penyakit chikungunya meliputi demam dan nyeri sendi.
5. Virus Hepatitis A
Virus hepatitis A adalah virus hepatitis paling umum yang bekembang menjadi masalah kesehaan di seluruh duna. Pada tahun 2019, Kementerian Kesehatan melaporkan adanya Kejadian Luar Biasa di Pacitan dengan 1.326 kasus dan Depok 306 kasus.
Tingkat infeksi hepatitis A berkaitan erat dengan akses makanan atau air minum yang tidak aman, sanitasi yang tidak memadai, hingga faktor sosial ekonomi, seperti kepadatan penduduk. Gejala Hepatitis A biasanya meliputi pusing, mata dan kulit menjadi kuning, mual dan muntah, sakit tenggorokan, diare, dan tidak nafsu makan.
6. Rabies
Kasus rabies pada manusia didapatkan melalui gigitan anjing dan hewan liar lainnya yang bertindak sebagai reservoir virus di berbagai dunia. Pada bulan April tahun 2023, Kementerian Kesehatan mengumumkan ada 31.113 kasus rabies dan 11 kematian dengan 95% disebabkan oleh gigitan anjing. Kejadian luar biasa (KLB) rabies terjadi di Kabupaten Sikka dan Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Dilaporkan bahwa dari tahun 2021-2023, kasus gigitan hewan rabies mencapai lebih dari 80.000 kasus dengan rata-rata kematian mencapai 68 orang. Adapun gejala dari rabies yaitu, demam, badan lemas, sakit kepala hebat, insomnia, kesemutan, hingga sakit tenggorokan.
7. Morbili
Virus morbili adalah penyebab dari penyakit campak. Berdasarkan data WHO pada tahun 2015, Indonesia termasuk 10 terbesar di dunia dengan kasus campak. Kasus di Indonesia mengalami peningkatan akibat penurunan cakupan imunisasi pada masa pandemi.
Dikutip dari jurnal Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Risiko Penyakit Campak pada Balita di Puskesmas Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, terdapat 8.819 kasus probable campak pada tahun 2019, naik dari tahun 2018. Jawa Tengah memiliki kasus probable campak tertinggi dengan 1.562 kasus, diikuti oleh Jakarta dengan 1.374 kasus, dan Aceh 972 kasus.
Sementara, menurut data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), di tahun 2022 angka kasus campak meningkat hingga 3.342. Beberapa gejala dari campak di antaranya demam mencapai 40 derajat celcius, batuk kering, mata merah, pilek, ruam, dan bintik koplik.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Deretan Virus yang Pernah Mewabah di Indonesia Selama 10 Tahun Terakhir"