Hagia Sophia

25 May 2024

COVID-19 Meningkat di Singapura, Bagaimana Tren di Indonesia?

Corona di Indonesia. (Foto: Grandyos Zafna)

Kasus Corona di Indonesia ikut meningkat seiring dilaporkannya ledakan COVID-19 di Singapura. Kabar baiknya, peningkatan di Tanah Air relatif tidak begitu signifikan.

Data laporan mingguan nasional COVID-19 Kemenkes RI periode 12-18 Mei 2024 mencatat, terdapat 19 kasus konfirmasi, 44 kasus rawat ICU, dan 153 kasus rawat isolasi. Angka positivity rate bahkan jauh di bawah lima persen yakni 0,65 persen.

Tren tersebut didapat dari orang yang dites per minggu sebanyak.2474 orang. Pemerintah selama ini sudah melakukan beragam upaya penanganan COVID-19 mulai dari manajemen klinis, surveilans, imunisasi, promosi kesehatan dan lainnya.

"Upaya yang telah disiapkan adalah rumah sakit sudah memiliki peringatan dini (early warning) dalam konversi tempat tidur, adanya tenaga cadangan, kesiapan perbekalan kesehatan seperti oksigen, obat-obatan serta vaksinasi, terutama bagi kelompok berisiko," kata Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (24/5/2024).

"Selain itu, integrasi surveilans influenza dan COVID-19 sudah dilakukan sesuai dengan rekomendasi global. Rumah sakit-rumah sakit di Indonesia sudah siap jika memang ada potensi peningkatan kasus," terang Syahril.

Pihaknya menegaskan terus memantau tren keterisian bed pasien COVID-19 di rumah sakit, baik di ruang isolasi maupun ICU, meski sejauh ini tidak ditemukan varian KP.1 dan KP.2 yang memicu lonjakan kasus di Singapura. Berdasarkan data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) yang dihimpun ASEAN BioDiaspora Virtual Center per 19 Mei 2024, varian COVID-19 yang bersirkulasi di kawasan negara-negara ASEAN pada 2023-2024 didominasi oleh JN.1.

Sementara itu, varian KP yang terdeteksi di ASEAN menyebar di Singapura, di Malaysia, Thailand, dan Kamboja. Di Indonesia, varian KP belum ditemukan.

"Menurut informasi yang dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan Singapura, berdasarkan penilaian risiko yang ada saat ini, belum ada urgensi untuk melakukan pembatasan perjalanan dari atau ke Singapura," tegasnya.

"Situasi transmisi COVID-19 masih terkendali. Jadi, sekarang ini belum memerlukan pembatasan mobilitas dan aktivitas masyarakat meskipun ada lonjakan kasus."

Masyarakat diimbau untuk selalu melakukan protokol kesehatan dengan rajin mencuci tangan dan mengenakan masker bila mengeluhkan gejala, atau berada di sekitar orang yang sakit.

"Kami selalu menyampaikan di media-media publikasi Kemenkes, bahwa COVID-19 belum hilang, dan kita harus belajar untuk hidup bersama dengan COVID-19," imbau Syahril.

"Ditambah varian yang bersirkulasi saat ini (KP.1 dan KP.2), tingkat penularan yang rendah dan tidak ada bukti menyebabkan sakit berat. Akan tetapi, kewaspadaan harus tetap kita jaga," pesan dia.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kasus COVID-19 'Meledak' di Singapura, Tren Corona RI Aman? Ini Datanya"