![]() |
Foto: Ilustrasi vaksin (Shutterstock) |
Tuberkulosis (TBC) menjadi salah satu penyakit menular yang mematikan di dunia. Sekitar seperempat dari populasi global diperkirakan sudah terinfeksi bakteri TB.
Meski vaksin BCG sudah lama digunakan, efektivitasnya kurang bagi remaja dan orang dewasa. Vaksin M72/AS01E hadir sebagai harapan untuk memberikan perlindungan yang lebih kuat terhadap TBC.
Vaksin M72/AS01E adalah vaksin tuberkulosis dengan platform recombinant fusion protein yang dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi GlaxoSmithKline, Biologicals, SA (GSK). Dikutip dari laman BPOM, vaksin ini mengandung M72 antigen dan adjuvant AS01E-4
GSK bermitra dengan AERAS, organisasi nirlaba yang mendukung penelitian vaksin tuberkulosis. Dikutip dari laman WHO, perusahaan tersebut didanai oleh Yayasan Bill dan Melinda Gates, Departemen Pembangunan Internasional Inggris (DFID), dan organisasi lainnya.
Dalam laman Bill and Melinda Gates Medical Research Institute dijelaskan, kandidat vaksin TBC M72 sudah dikembangkan sejak awal tahun 2000-an. Pada awalnya, vaksin dirancang dan dievaluasi secara klinis oleh perusahaan biofarmasi GSK sampai dengan fase pembuktian konsep (Fase 2b), bermitra dengan Aeras dan International AIDS Vaccine Initiative (IAVI) dan didanai oleh GSK dan sebagian oleh Gates Foundation.
Selanjutnya, pada tahun 2020, GSK mengumumkan kemitraan dengan Gates MRI untuk pengembangan vaksin M72 lebih lanjut. GSK terus memberi bantuan teknis kepada Gates MRI dengan memasok komponen adjuvan vaksin untuk uji coba fase 3 dan akan menyediakan adjuvan pasca lisensi apabila uji coba berhasil.
Menurut Guru Besar Bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia (UI), Prof Dr dr Erlina Burhan, ada enam negara yang terlibat dalam riset vaksin M72, salah satunya Indonesia. Sebagai informasi, Indonesia memang menjadi salah satu negara dengan kasus TB tertinggi di dunia.
Pihak yang mengembangkan vaksin ini adalah para peneliti bersama pihak industri farmasi, mulai dari preklinik hingga fase uji klinis 1, 2, dan 3. Indonesia baru terlibat di fase 3.
Data Klinis Mengenai Kemanjuran Vaksin M72
Studi fase 2b sebelumnya sudah dilakukan untuk mengevaluasi keamanan, imunogenisitas, dan kemanjuran perlindungan vaksin M72 terhadap TBparu. Pengujian ini membandingkan plasebo pada orang dewasa HIV negatif dengan infeksi TB laten yang tinggal di negara-negara dengan beban TB tinggi, seperti Afrika Selatan, Kenya, dan Zambia yang berusia 18-50 tahun.
Ini merupakan uji coba multisenter, double-blind, acak, dan plasebo terkontrol yang melibatkan 3573 orang dewasa dengan HIV negatif. Mereka memiliki bukti infeksi Mycobacterium tubercolosis (M.tb) pada awal (IGRA+) yang divaksinasi dengan M72 atau plasebo dengan 2 dosis yang diberikan dengan interval 1 bulan.
Analisis ini berbasis kasus yang dipicu oleh pertambahan sejumlah kasus TB paru. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian dua dosis M72 berhasil mengurangi perkembangan penyakit TB aktif dengan efektivitas 50% pada orang dewasa negatif HIV dengan infeksi M.tb laten.
Sebanyak 39 partisipan berkontribusi dalam analisis efikasi vaksin utama selama 3 tahun masa tindak lanjut. Kemudian, 13 peserta yang divaksinasi dengan M72 mengembangkan TB paru, dibandingkan dengan 26 peserta pada kelompok plasebo.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Mengenal Vaksin TB M72, Inovasi Medis untuk Hentikan Penyebaran TBC"