Hagia Sophia

19 July 2025

Pengakuan Dokter Saraf Kena Penyakit Autoimun Langka, Gejalanya Mirip Kelelahan

Foto: Getty Images/iStockphoto/Chinnapong

Seorang dokter spesialis saraf menceritakan pengalamannya saat mengidap penyakit autoimun Myasthenia Gravis (MG). Kondisi itu merupakan penyakit autoimun kronis yang menyebabkan kelemahan pada otot rangka atau otot yang dikendalikan secara sadar.

Penyakit ini muncul karena sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sambungan antara saraf dan otot (sambungan neuromuskular), sehingga sinyal dari saraf tidak dapat ditransmisikan dengan baik ke otot dan menyebabkan kelemahan otot.

Penyakit ini dialami oleh dokter spesalis saraf dr Zicky Yombana, SpS. Keluhannya bermula di tahun 2012, saat ia sedang menempuh pendidikan dokter spesialis.

dr Zicky mengaku tengah merasakan tekanan akademik dan kelelahan. Ia mulai melakukan gejala yang tidak biasa.

"Waktu saya jaga malam, kok tiba-tiba mata saya kayak gremet-gremet. Kayak mau turun, cuma saya lawan dan naikin lagi," ceritanya saat ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Sabtu (12/7/2025).

"Nanti mau turun lagi, saya naikin lagi. Jadi seperti kedutan," sambungnya.

dr Zicky yang memang sempat menyangkal, nalurinya sebagai calon dokter spesialis saraf menganggap kondisi yang dialaminya adalah kondisi MG. Ia pun memeriksakan diri dan mendapat diagnosis yang tepat.

Namun, perjalanan dr Zicky menghadapi kondisi MG itu sangat tidak mudah. Ia terus mencoba berdamai dengan keterbatasan fisik, tekanan sosial, dan perasaan terisolasi.

Bahkan saat menjalani ujian nasional dokter spesialis, pihak panitia menyediakan ambulans hanya untuknya. Bukannya merasa sedih, dr Zicky menjadikan diagnosis MG yang diidapnya sebagai titik balik.

"Kalau dari satu banding sekian ratus ribu, kenapa saya? Berarti saya special edition. Bukan saya sial," tuturnya.

Selama perjalanan pengobatannya, ia mengonsumsi mestinon yaitu obat yang mengandung zat aktif Pyridostigmine bromide untuk mengobati penyakit autoimun. Tetapi, menurutnya yang membantunya sembuh adalah pola pikir, terapi, dan dukungan keluarga yang membuatnya perlahan melepaskan ketergantungan pada obat.

Kini, sebagai dokter spesialis saraf sekaligus penyintas MG, dr Zicky menekankan pentingnya komunikasi antara pasien dan tenaga medis. Selain itu, perlunya menjaga mentalitas positif menghadapi penyakit kronis.

"Autoimun bukan membatasi kita. Tapi, menjaga diri kita untuk menjadi lebih sehat lagi," imbuhnya.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Cerita Dokter Saraf Kena Penyakit Autoimun Langka, Gejalanya Mirip Kelelahan"