Hagia Sophia

11 August 2025

Alasan Tidak Boleh Bersihkan Telinga dengan Cotton Bud

Ilustrasi cotton bud pembersih telinga. (Foto: thinkstock)

Ajeng Dian Anggi Pertiwi (34) di Malang, Jawa Timur menceritakan pengalamannya operasi telinga akibat kupingnya terlalu bersih. Ini diduga disebabkan oleh kebiasaan membersihkan telinga dengan cotton bud.

Ketika diperiksa oleh dokter, awalnya didiagnosis terinfeksi jamur akibat telinga bersih. Lalu, ketika sudah sembuh, dokter justru menemukan kondisi lain di telinganya yaitu kolesteatoma, yang membuatnya terpaksa harus dioperasi.

"Akhirnya sama dokternya, aku disarankan untuk CT scan dan hasil nya ada penumpukkan cairan di telinga tengah. Dokter bilang harus diambil karena kalau menyebar bisa kena otak atau meningitis, muka penceng dan lain-lain. Pikiran sudah kacau nggak karuan, dokter menyarankan harus operasi penambalan sama pengangkatan kolesteatoma tersebut," cerita Anggi pada detikcom, Kamis (7/8/2025).

Terlepas dari kondisi yang dialami Anggi, spesialis telinga hidung tenggorokan (THT) dr Ahmad Wahyudin THT-KL menjelaskan terlalu sering membersihkan telinga dengan cotton bud, memang dapat meningkatkan risiko infeksi jamur.

Secara umum, liang telinga dilindungi oleh asam yang menghambat perkembangan patogen. Ini membuat telinga sebenarnya tidak perlu dibersihkan setiap hari.

Ketika terlalu sering dibersihkan, maka ini akan merusak lapisan asam yang ada di dalam liang telinga.

"(Lapisan asam) ini menjadi tergerus dan lama kelamaan habis sehingga pH (tingkat asam-basa) liang telinga menjadi basa. Hal ini yang mengakibatkan bakteri mudah berkembang," ujar dr Ahmad ketika dihubungi detikcom, Jumat (8/8/2025).

dr Ahmad menyarankan pembersihan telinga dengan cotton bud sebaiknya dilakukan pada 1/3 luar liang telinga atau sekitar 1 cm. Untuk pembersihan telinga sebaiknya cukup dilakukan 6-12 bulan.

Sedangkan, untuk kolesteatoma sendiri merupakan kondisi yang terjadi ketika sel-sel kulit mati menumpuk di belakang gendang dan membentuk benjolan atau kista.

"Dalam bahasa awam berarti peradangan pada telinga akibat penumpukan lapisan sel kulit yang menggumpal serta dapat menembus tulang. Penyebabnya adalah infeksi pada telinga yang terus menerus sehingga membentuk kolesteatoma," ujar dr Ahmad.

Meski kondisi ini juga berkaitan dapat berkaitan dengan infeksi, menurut dr Ahmad kondisi ini tidak disebabkan oleh kebiasaan membersihkan telinga. dr Ahmad mengatakan 80 persen masalah pada telinga tengah, termasuk kolesteatoma, disebabkan oleh gangguan fungsi tuba eustachius, saluran penghubung telinga dan rongga hidung bagian belakang.

Meski begitu, ada kemungkinan cotton bud juga dapat memicu peradangan pada area liang telinga, yang disebut otitis eksterna. Ini meningkatkan risiko kolesteatoma jenis lain, yaitu kolesteatoma eksternal, yang terjadi pada liang telinga.

Meski begitu, ia mengingatkan kondisi ini juga dipengaruhi faktor risiko lain seperti seperti diabetes dan usia lanjut.

"Pertanyaannya, apakah semua infeksi telinga adalah kolesteatoma, jawabannya tidak," tutupnya.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ini Loh Alasan Telinga Nggak Boleh Dikorek Pakai Cotton Bud, Efeknya Serius"