![]() |
Ilustrasi bipolar (Foto: Getty Images/Filmstax) |
Bipolar disorder atau gangguan bipolar, sebelumnya dikenal sebagai manic depression atau manik depresi, adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem. Perubahan ini mencakup fase emosi positif, disebut mania atau hipomania, dan fase emosi negatif yang dikenal sebagai depresi. Hipomania memiliki gejala yang lebih ringan dibandingkan dengan mania.
Dikutip dari Mayo Clinic, meskipun gangguan bipolar merupakan kondisi jangka panjang seumur hidup, gejala dan perubahan suasana hati tetap bisa dikendalikan. Dalam kebanyakan kasus, penanganan dilakukan melalui kombinasi obat-obatan dan terapi bicara (psikoterapi) oleh tenaga kesehatan profesional.
Meskipun demikian, sebagian individu dengan gangguan bipolar tetap berisiko mengalami kekambuhan gejala walaupun menjalani pengobatan secara teratur. Dikutip dari Psych Central, kekambuhan gangguan bipolar terjadi ketika gejala seperti depresi, hipomania, atau mania muncul kembali setelah periode bebas gejala.
Istilah kambuh (relapse) memang masih umum digunakan dalam konteks medis. Namun, sebagian ahli menyarankan penggunaan istilah seperti muncul kembali atau berulang, yang dianggap lebih akurat dalam menggambarkan sifat gangguan bipolar yang fluktuatif. Selain itu, istilah-istilah ini juga dinilai lebih netral dan membantu mengurangi stigma negatif yang kerap melekat pada kata kambuh, seperti rasa gagal atau malu.
Adapun pemicu paling umum dari munculnya kembali gejala gangguan bipolar adalah peristiwa hidup yang penuh stres dan ketidakpatuhan dalam mengonsumsi obat.
Karen Bridbord, PhD, dari Karen Bridbord & Associates di Brooklyn, menekankan pengaruh besar stres dan perawatan diri terhadap kekambuhan gejala gangguan bipolar.
"Jika seseorang tidak tidur cukup, tidak makan makanan bergizi, atau sedang berada dalam masa berduka berat, kondisi tersebut dapat memicu kekambuhan gejala dengan mudah," ujar Bridbord.
"Hal-hal dasar dalam menjaga kesehatan sangat penting dalam gangguan bipolar."
Ciri-ciri bipolar kambuh
Gejala gangguan bipolar umumnya mencakup episode depresi, hipomania, atau mania. Karena gangguan bipolar diklasifikasikan menjadi bipolar I, bipolar II, dan siklotimia (cyclothymia), jenis gejala yang muncul saat kambuh tergantung pada jenis diagnosis yang dimiliki seseorang.
Selain itu, gejala yang muncul saat kambuh bisa berbeda dari yang dialami sebelumnya. Mencatat gejala secara rutin dapat membantu mengenali pola unik yang dimiliki masing-masing individu.
- Bipolar I: gejala mania, hipomania, atau depresi dapat kembali muncul.
- Bipolar II: gejala hipomania atau depresi yang kambuh.
- Siklotimia: kambuhnya gejala hipomania atau depresi ringan.
Gejala Episode Mania
- Bicara cepat atau berlebihan
- Rasa bahagia berlebihan atau kepercayaan diri yang sangat tinggi
- Mudah tersinggung secara ekstrem
- Pikiran yang berpacu atau tidak terkendali
- Ide atau topik pembicaraan yang cepat berubah
- Mudah terdistraksi
- Gelisah dan peningkatan aktivitas
- Perilaku berisiko, seperti mengemudi sembrono, berhenti kerja tiba-tiba, atau menghabiskan banyak uang
- Tidur sangat sedikit
Gejala Episode Hipomania
Gejala hipomania hampir sama dengan mania, namun lebih ringan dan tidak berlangsung lama. Ciri khasnya:
- Tidak terlalu mengganggu kehidupan sehari-hari
- Tidak memerlukan perawatan di rumah sakit
- Bertahan setidaknya selama 4 hari berturut-turut
Gejala Episode Depresi
- Perasaan sedih, putus asa, atau tidak berdaya secara umum
- Kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya disukai
- Merasa lelah atau tidak bertenaga
- Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah berlebihan
- Kesulitan berpikir atau berkonsentrasi
- Nafsu makan meningkat atau menurun
- Perubahan berat badan
- Pikiran atau tindakan untuk mengakhiri hidup
Tips Mencegah Kekambuhan Gangguan Bipolar
Salah satu cara efektif untuk mencegah kekambuhan adalah dengan berkonsultasi kepada profesional kesehatan jiwa tentang kemungkinan menambah jenis terapi atau menambah sesi terapi ke dalam rencana perawatan.
Berbagai pendekatan psikoterapi telah terbukti dapat mengurangi tingkat kekambuhan gejala bipolar. Berdasarkan penelitian tahun 2019, terapi tersebut meliputi:
- Pendidikan psikologis (psychoeducation)
- Terapi perilaku kognitif (CBT)
- Terapi ritme sosial dan interpersonal
- Terapi yang berfokus pada keluarga
- Dukungan dari sesama penyintas (peer-support)
- Mengonsumsi obat sesuai resep secara teratur
- Menangani kondisi kesehatan mental lain yang mungkin menyertai
- Mencari bantuan tenaga profesional saat menghadapi atau memperkirakan akan menghadapi peristiwa penuh stres
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Waspada! Ciri-ciri Bipolar Kambuh yang Perlu Dikenali dan Cara Penanganannya"