Hagia Sophia

15 October 2025

Dampak Keracunan Gas CO yang Mengakibatkan Istri Meninggal saat Honeymoon

Foto: Getty Images/D-Keine

Viral kejadian nahas menimpa pasutri yang tengah 'honeymoon' di kawasan pinggir Danau Diateh, Alahan Panjang Solok, Sumatera Barat. Keduanya diduga mengalami keracunan akibat kebocoran tabung gas.

Istri CDN (28) dinyatakan meninggal sementara suaminya, GK (28) sempat pingsan dan dilarikan ke rumah sakit.

Kapolsek Lembah Gumanti AKP Barata Rahmat Sukarsih menyebutkan peristiwa berawal saat pasutri itu masuk ke penginapan pada Rabu (8/10/2025) siang. Pasutri asal Padang itu kemudian menginap hingga Kamis (9/10/2025) pagi datang pelayan mengantarkan sarapan pagi.

"Saat pelayanan mau mengantarkan sarapan pagi pasutri itu masih merespons atau menyahut kedatangan pelayan," kata Barata kepada wartawan Sabtu (11/10/2025).

Namun saat itu sarapan belum sempat diberikan karena pasutri tersebut sedang mandi. Setelah pelayan itu kembali dan mau mengantarkan sarapan, pasutri tersebut tidak lagi merespons.

Kemudian pelayan memberitahu ke rekannya lain lalu mereka masuk dengan dibuka paksa. "Mereka menemukan kedua pasutri sedang tergeletak di lantai kamar mandi," kata Barata.

Terlepas dari kejadian tersebut, mengapa kasus fatal bisa terjadi karena keracunan tabung gas?

Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama menjelaskan karbon monoksida adalah gas tidak berbau, tidak berasa, juga tidak berwarna. Gas ini dinilai 200 kali lipat lebih kuat daripada O2 dalam kawanan dengan hemoglobin.

Artinya, bila seseorang tidak sengaja terhirup gas CO, ikana HB O2 yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh akan terganti dengan HB CO.

"Jadi berbagai organ tubuh mendadak tidak akan mendapat oksigen dan jadi rusak, yang mungkin dapat menimbulkan kematian," jelasnya dalam keterangan yang diterima detikcom Senin (13/10/2025).

Menurutnya, setiap tahun ada sekitar 28 ribu kematian di dunia akibat keracunan gas CO atau karbon monoksida. Sementara di AS, dilaporkan sekitar 400 kematian dalam setahun.

"Kita belum punya data total kematian akibat gas CO di negara kita," beber Prof Tjandra.

Mengutip laman CDC, prof Tjandra menekankan dalam kondisi tertentu seseorang bisa meninggal akibat keracunan karbon monoksida, bahkan sebelum gejala muncul.

Meski begitu, tidak semua kasus keracunan monoksida menimbulkan kematian. Ia menekankan hal ini bergantung dari seberapa besar dosis yang terhirup dan apakah orang tersebut bisa langsung menghindar dari paparan gas CO.

Adapun gejala yang perlu diwaspadai saat terpapar gas CO adalah:
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Lemas
  • Perut tidak enak ("upset stomach")
  • Muntah
  • Nyeri dada.
Menyoal kasus yang terjadi di Solok, Prof Tjandra menilai perlu ada pendalaman lebih lanjut terkait penyebab pasti kematiannya.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Efek Keracunan Gas CO di Balik Viral Suami Kritis-Istri Meninggal saat Honeymoon"