Hagia Sophia

25 October 2025

Ini Dampak Hujan Mikroplastik Terhadap Kesehatan

Hujan di Jakarta mengandung mikroplastik. (Foto: Ari Saputra/detikcom)

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan bahwa air hujan di Jakarta mengandung mikroplastik, partikel plastik berukuran sangat kecil yang dapat terbawa dari udara dan lingkungan sekitar.

Peneliti BRIN Muhammad Reza Cordova menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan sejak 2022 menunjukkan adanya mikroplastik dalam setiap sampel air hujan di ibu kota. Partikel-partikel plastik mikroskopis tersebut terbentuk dari degradasi limbah plastik yang melayang di udara akibat aktivitas manusia.

"Siklus plastik tidak berhenti di laut. Ia naik ke langit, berkeliling bersama angin, lalu turun lagi ke bumi lewat hujan," ujar Reza.


Dampak Mikroplastik terhadap Kesehatan

Sejumlah studi internasional menunjukkan bahwa mikroplastik dapat masuk ke tubuh manusia melalui udara yang dihirup, makanan, atau air minum. Setelah masuk, partikel ini bisa berpindah ke berbagai organ penting seperti paru-paru, hati, ginjal, plasenta, hingga darah manusia.

Penelitian dari Harvard Medical School menyebutkan, partikel mikroplastik dapat memicu peradangan kronis dan stres oksidatif, dua kondisi yang menjadi pintu masuk bagi berbagai penyakit degeneratif.

Sementara itu, studi dari Stanford Medicine tahun 2025 menunjukkan bahwa mikroplastik yang menempel pada jaringan arteri dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

"Partikel kecil plastik ini bisa menumpuk dalam tubuh dan memicu reaksi inflamasi yang berujung pada kerusakan jaringan," tulis laporan Stanford Medicine Insights.

Selain efek fisik, mikroplastik juga berfungsi sebagai pembawa zat kimia berbahaya seperti bisfenol A (BPA), ftalat, dan logam berat. Paparan senyawa-senyawa ini telah lama dikaitkan dengan gangguan hormon, penurunan kesuburan, serta potensi karsinogenik.

Ancaman Tak Terlihat

Dampak mikroplastik sering kali sulit dideteksi karena partikel ini tidak terlihat oleh mata telanjang. Namun, keberadaannya bisa bertahan lama di udara dan lingkungan.

Bahkan, penelitian di Eropa menunjukkan bahwa mikroplastik ditemukan di daerah pegunungan terpencil, menandakan bahwa partikel ini dapat berpindah antarwilayah melalui angin dan hujan.

Temuan di Jakarta menjadi alarm bahwa masyarakat perkotaan kini menghadapi bentuk baru polusi udara, bukan hanya debu dan emisi, tetapi juga partikel plastik mikroskopik. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menimbulkan beban kesehatan masyarakat yang lebih besar.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Polusi dari Langit! Hujan Mikroplastik di Jakarta, Ini Dampaknya ke Kesehatan"