Hagia Sophia

23 October 2025

Kebiasaan Sehari-hari Ini Bisa Merusak Kesehatan Otak

Foto: Ilustrasi otak (Getty Images/saifulasmee chede)

Ada kebiasaan sehari-hari yang diam-diam bisa merusak kesehatan otak. Beberapa di antaranya mungkin hampir tidak disadari banyak orang.

Padahal, otak selalu bekerja keras, baik saat sedang memecahkan masalah yang sulit, tertawa, atau mengingat lagu favorit. Dikutip dari laman Eating Well, sering waktu, kebiasaan buruk bagi otak bisa menggerogoti kekuatan kognitif, menumpulkan fokus, dan membuat seseorang rentan pada penurunan mental.

Menurut ahli saraf Jamey Maniscalco, Ph.D, berikut beberapa kebiasaan yang bisa membahayakan kesehatan otak.

1. Kurang Tidur
Menurut Maniscalco, orang-orang mengetahui bahwa tidur itu penting, tapi banyak yang tidak menyadari kalau tidur sangat vital untuk kesehatan otak.

"Tidur bukan sekadar istirahat. Tidur adalah proses yang sangat aktif di mana otak melakukan pembersihan penting, pemrosesan emosi, dan konsolidasi memori," katanya.

Kurang tidur kronis bahkan bisa meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. Salah satu dugaan penyebabnya yaitu kurang tidur bisa mengganggu kemampuan otak untuk membersihkan beta-amiloid, protein toksik yang menumpuk di otak pengidap Alzheimer.

Sebuah studi selama lebih dari 25 tahun yang mengamati hampir 8.000 orang menemukan, mereka yang rutin tidur enam jam atau kurang per malam, selama usia 50-an, 60-an, dan 70-an secara signifikan mungkin mengalami demensia, dibandingkan dengan mereka yang tidur tujuh jam.

Jadi, untuk melindungi kesehatan otak, prioritaskan tujuh-sembilan jam tidur yang konsisten setiap malam.

2. Minum Alkohol
Mengonsumsi alkohol, meski hanya dalam jumlah kecil bisa membahayakan struktur dan kesehatan otak. Sebuah studi yang melibatkan lebih dari 36.000 orang dewasa paruh baya dan lebih tua menemukan, konsumsi alkohol secara teratur dikaitkan dengan penurunan volume otak, hilangnya materi abu-abu, dan kerusakan materi putih.

Kondisi ini bisa mengganggu komunikasi di dalam otak.

Hal yang mengejutkan yaitu penurunan volume materi abu-abu dan putih terlihat, bahkan pada orang yang minum alkohol satu gelas sehari. Sehingga, semakin banyak alkohol yang dikonsumsi, semakin berbahaya efeknya.

"Alkohol merupakan depresan sistem saraf pusat sekaligus neurotoksin," kata Maniscalco.

"Ini berarti alkohol memperlambat aktivitas otak dengan melemahkan komunikasi antar neuron dan, pada kadar yang lebih tinggi atau dengan penggunaan kronis, dapat merusak atau bahkan membunuh sel-sel otak," tambahnya.

3. Kurang Asupan Makanan Sehat
Otak adalah salah satu organ yang paling aktif secara metabolik dalam tubuh. Lebih dari 20 persen asupan energi harian digunakan otak, meski hanya 2 persen dari berat badan tubuh.

"Itu berarti apa yang Anda makan tidak hanya memengaruhi komposisi tubuh Anda, tetapi juga secara langsung memengaruhi kemampuan Anda untuk mengatur suasana hati, daya ingat, fokus, dan bahkan ketahanan emosional," tutur Maniscalco.

Memberikan otak beragam makanan kaya nutrisi bisa membantunya berfungsi secara optimal. Hubungan antara nutrisi dan kesehatan otak begitu kuat. Penelitian menemukan, pola makan yang kaya buah, sayur, biji-bijian, kacang-kacangan, dan ikan bisa meningkatkan volume otak dan melindungi dari penurunan kognitif.

Sebaliknya, orang-orang yang pola makannya tinggi makanan ultra olahan mungkin mengalami penurunan kognitif jauh lebih cepat, dibandingkan orang yang jarang mengonsumsi makanan tersebut.

4. Melakukan Hal yang Sama Sepanjang Waktu
Menurut Maniscalco, otak terprogram untuk merespons pengalaman, tantangan, dan kesempatan belajar baru. Sebab,hal ini merangsang pertumbuhan, adaptasi terhadap lingkungan baru, dan ketahanan jangka panjang.

"Tanpa paparan rutin terhadap hal-hal baru, kita berisiko terjebak dalam pola autopilot mental, di mana sistem otak yang paling dinamis yang paling bertanggung jawab atas perhatian, pemecahan masalah, memori, dan kreativitas kurang dimanfaatkan," kata Manscalco.

Aktivitas seperti mempelajari keterampilan baru, mengunjungi tempat baru, atau mencoba teka-teki yang menantang, pengalaman dan kesempatan belajar baru membantu membentuk koneksi saraf baru dan memperkuat koneksi yang sudah ada. Sebaliknya, penelitian menunjukkan, kurangnya stimulasi mental pada orang dewasa yang lebih tua bisa meyebabkan penurunan kognitif seiring berjalannya waktu.

5. Penggunaan Media Sosial yang Berlebihan
Mungkin, media sosial terlihat seperti hiburan yang tidak berbahaya. Tapi, Maniscalco mengatakan, plaform ini bsa mengubah cara kerja otak secara signifkan.

"Platform seperti Instagram, TikTok, dan Facebook dirancang untuk memicu dan mengeksploitasi sistem dopamin otak, sirkuit penghargaan yang sama yang terlibat dalam motivasi, keinginan, dan kecanduan," ungkapnya.

Seiring waktu, aktivitas ini bisa menyebabkan konsekuensi negatif bagi kesehatan otak. Sebuah tinjauan terhadap beberapa studi menemukan, orang yang kesulitan mengendalikan penggunaan internet cenderung memilki lebih sedikit materi abu-abu di area otak, yang berkaitan dengan pengambilan keputusan hingga pengendalian diri. Menggunakan media sosial secara berlebihan juga bisa memengaruhi kesejahteraan emosional.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "5 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-diam Bisa Merusak Otak menurut Ahli Saraf"