Hagia Sophia

21 October 2025

Walau Sudah Diet, Sejumlah Kebiasaan Ini Bikin Lemak Perut Susah Lenyap

Foto ilustrasi: Getty Images/mediaphotos

Bagi kebanyakan orang, area yang lemaknya paling sulit dihilangkan meski sudah rutin berolahraga dan makan sehat adalah lemak perut dan pinggang atau lemak visceral. Area ini biasanya sulit dihilangkan, sehingga mengakibatkan frustrasi dan kebingungan.

Ternyata, ada beberapa alasan yang membuat lemak di perut dan sekitar pinggang tidak terhempas meski sudah berolahraga dan makan sehat. Dikutip dari Times of India, berikut alasannya:

1. Peningkatan Kalori yang Diam-diam
Diet sehat pun akan berantakan saat kontrol porsi makan diabaikan. Makanan seperti selai kacang, granola, smoothie, dan saus salad ternyata tinggi kalori.

Hal ini secara bertahap menambah kalori ekstra yang tidak disadari, menempatkan tubuh dalam surplus kalori halus yang menghambat pembakaran lemak. Maka dari itu, sangat penting memantau asupan dan mengendalikan kalorinya.

2. Stres Kronis dan Peningkatan Kadar Kortisol
Kortisol dikenal sebagai salah satu penyumbang lemak perut. Stres yang terus-menerus dan hormon kortisol, bekerja secara kimiawi dan memaksa tubuh untuk menyimpan lemak berlebih di perut.

Ini merupakan teknik yang terus-menerus bisa membahayakan kesehatan. Cobalah untuk melakukan meditasi, yoga, dan pernapasan yang penuh kesadaran untuk menurunkan kortisol dan membantu pembakaran lemak.

3. Kurang Tidur Berkualitas
Tidur adalah saat tubuh menjadi seimbang. Kurangnya waktu tidur dapat mengganggu dua hormon vital, yakni leptin yang mengatur rasa kenyang dan ghrelin yang memicu rasa lapar.

Ketika tidur terganggu, tubuh menginginkan makanan berkalori tinggi dan tinggi gula, serta kesulitan menggunakan energi. Seiring waktu, hal ini membuat lemak perut berada dalam pola yang lebih sulit dibakar.

4. Terlalu Banyak Gula dan Karbohidrat Olahan
Pola makan dengan peningkatan gula olahan, kue kering, atau minuman manis dapat meningkatkan kadar insulin dan gula darah. Penyimpanan lemak di perut didorong oleh insulin yang tinggi, dan pemecahan lemak pun terhambat.

Penggantian karbohidrat olahan dengan serat, biji-bijian utuh, dan buah-buahan mengatur sensitivitas insulin dan mengurangi lemak visceral.

5. Tak Latihan Kekuatan
Kardio membakar kalori, tetapi latihan kekuatan dapat membangun otot. Otot adalah jaringan aktif secara metabolik.

Jika tidak ada otot, metabolisme akan melambat dan pembakaran lemak menjadi lebih sulit, bahkan dengan pengaturan pola makan. Latihan ketahanan dapat meningkatkan pengeluaran kalori saat istirahat, dan mengencangkan perut.

6. Ketidakseimbangan Hormon
Hormon seperti estrogen, testosteron, dan hormon tiroid menentukan di mana tubuh menyimpan serta memetabolisme lemak. Wanita perimenopause atau menopause yang meningkatkan penyimpanan lemak perut.

Hal yang sama berlaku untuk pria dengan kadar testosteron rendah. Identifikasi dan koreksi ketidakseimbangan hormon melalui bantuan ahli medis agar dapat meningkatkan efisiensi metabolisme.

7. Rutinitas yang Tidak Teratur
Penurunan lemak tubuh bergantung pada ritme, frekuensi makan yang teratur, kebiasaan tidur, dan olahraga yang berkelanjutan. Melewatkan makan atau terus-menerus mengubah pola makan akan membuat tubuh bingung, serta memperlambat metabolisme.

Penurunan lemak mengutamakan konsistensi, bukan kesempurnaan. Bahkan, kebiasaan ringan dan konstan, seperti berjalan kaki setiap hari atau jendela makan yang tetap, dapat memberikan dampak jangka panjang yang sehat.

8. Duduk Terlalu Lama dan Kurang Aktivitas
Gaya hidup yang tidak banyak bergerak juga menjadi penyebab lemak perut. Meningkatnya jam duduk menekan enzim pembakar lemak, memperlambat aliran darah dalam tubuh, dan metabolisme tubuh melambat selama berjam-jam.

Berdiri, melakukan peregangan, hingga berjalan sebentar setiap jam akan memulai kembali metabolisme dan mengurangi penumpukan lemak perut.

9. Kondisi Medis yang Mendasari
Beberapa kondisi seperti hipotiroidisme, PCOS, dan diabetes, lebih sering menyebabkan lemak perut membuncit. Alih-alih penurunan berat badan, kondisi ini mengendalikan hormon, rasa lapar, energi, dan rasa kenyang seseorang.

Penanganan yang dilakukan dengan diagnosis yang tepat, pengobatan (beberapa obat juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan), atau nutrisi khusus yang cenderung menghambat kemajuan.

10. Konsumsi Alkohol Berlebihan
Alkohol menyediakan kalori kosong dan secara langsung memengaruhi cara hati (liver) memproses lemak. Saat alkohol ditambahkan, hati tidak memproses lemak sampai alkohol dimetabolisme, yang menghambat pemecahan lemak.

Lemak menumpuk di sekitar organ dan lingkar pinggang. Tren ini dapat dibalik dengan mengurangi asupan alkohol.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "10 Kebiasaan yang Bikin Lemak di Perut Susah Lenyap Meski Sudah Diet"