Hagia Sophia

20 July 2025

Mungkinkah Autoimun Bisa Dideteksi dari Sakit Sendi?

Foto :Ilustrasi nyeri sendi (Getty Images/Doucefleur)

Nyeri sendi kerap dianggap sebagai tanda penuaan atau akibat dari aktivitas fisik yang berlebihan. Tapi, tak banyak yang menyadari bahwa gejala ini bisa menjadi sinyal dari penyakit autoimun.

Penyakit autoimun terjadi saat sistem pertahanan alami tubuh tidak bisa membedakan antara sel tubuh sendiri dan sel asing. Hal ini membuat tubuh keliru menyerang sel normal.

Beberapa jenis autoimun memang ada yang berkaitan dengan sendi. Berikut penjelasannya.

Apakah Autoimun Bisa Dideteksi dari Sakit Sendi?

Dikutip dari laman Hopkins Medicine, salah satu gejala penyakit autoimun adalah nyeri dan pembengkakan sendi. Seorang rheumatologist di Johns Hopkins Arthritis Center, Ana-Maria Orbai, MD, MHS juga mengingatkan untuk tidak meremehkan gejala kaku sendi.

"Jika Anda sehat dan tiba-tiba merasa lelah atau kaku sendi, jangan remehkan," kata Ana.

"Memberi tahu dokter akan membantunya memeriksa gejala Anda lebih teliti dan menjalankan tes untuk mengidentifikasi atau menyingkirkan penyakit autoimun." tambahnya.

Penyakit Autoimun yang Berkaitan dengan Sendi

Ada beberapa penyakit autoimun yang berkaitan dengan sendi. Berikut di antaranya:

1. Rheumatoid Arthritis
Salah satu penyakit autoimun yang berkaitan dengan sendi adalah rheumatoid arthritis. Dikutip dari Healthline, rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun kronis yang menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan kekakuan pada lapisan sendi.

Penyakit ini paling sering menyerang sendi-sendi di jari tangan, tangan, pergelangan tangan, lutut, pergelangan kaki, telapak kaki, dan jari kaki. Biasanya rheumatoid arthritisterjadi pada sendi yang sama di kedua sisi tubuh. Adapun gejala lain dari rheumatoid arthritisadalah kelelahan, lemas, dan demam.

2. Lupus
Dikutip dari laman Universitas Gadjah Mada, lupus adalah penyakit autoimun kronis yang bisa menyebabkan peradangan di beberapa bagian tubuh. Gejala lupus bisa dirasakan berbeda pada orang-orang yang mengalaminya. Namun, dikutip dari laman Lupus Foundation of America, kebanyakan pengidapnya memiliki masalah pada persendian, otot, atau tulang.

Peradangan persendian pada sendi disebut dengan inflammatory arthritis atau radang sendi inflamasi. Kondisi ini membuat persendian terasa nyeri dan kaku, hangat, dan bengkak.

Seringkali nyerinya memengaruhi persendian yang terletak jauh dari bagian inti tubuh, seperti jari tangan, pergelangan tangan, siku, lutut pergelangan kaki, dan jari kaki. Tetapi, nyeri sendi yang terjadi pada lupus ini lebih kecil kemungkinannya menyebabkan kerusakan sendi dibandingkan dengan rheumatoid arthritis.

3. Ankylosing Spondylitis
Ankylosing spondylitis adalah jenis artritis yang memengaruhi sendi-sendi di tulang belakang. Dikutip dari laman Cleveland Clinic, arthritis adalah penyakit yang menyebabkan kerusakan pada persendian.

Biasanya kondisi ini berkembang di sendi sakroiliaka (titik pertemuan antara tulang belakang dan panggul).

Ankylosing spondylitis menyebabkan gejala artritis yang umum, seperti nyeri dan kaku. Namun, gejala lainnya juga bisa meliputi ruam, diare, masalah penglihatan sesak napas, dan kelelahan.

4. Psoriasis Arthritis
Psoriasis arthritis adalah jenis gangguan umum terkait sendi yang berkaitan dengan psoriasis, kondisi yang menyebabkan peradangan pada kulit. Penyakit ini dapat memengaruhi sendi manapun di tubuh.

Gejalanya bisa ringan, seperti nyeri dan kaku dengan sedikit tanda psoriasis pada kulit. Namun, gejala yang lebih parah bisa membuat orang yang mengalaminya tidak bisa menggerakkan dan menggunakan sendi. Selain nyeri dan kaku sendi, gejala lainnya meliputi:
  • Perubahan warna atau kemerahan di dekat sendi yang sakit
  • Nyeri di tendon dan ligamen pada tulang
  • Pembengkakan pada jari tangan dan kaki
  • Ruam psoriasis, yaitu bercak bersisik pada kulit, terutama pada kulit kepala, siku, lutut, dan punggung bawah
  • Perubahan warna atau pengelupasan pada kuku tangan atau kuku kaki
  • Kelelahan
5. Sindrom Sjogren
Dikutip dari Mayo Clinic, sindrom sjogren adalah gangguan sistem kekebalan tubuh yang ditandai dengan mata kering dan mulut kering. Kendati demikian, orang dengan sindrom sjogren juga bisa merasakan nyeri, bengkak, dan kekakuan sendi, ruam kulit, batuk terus menerus, hingga kelelahan yang berkepanjangan.

Faktor Risiko Penyakit Autoimun

Para peneliti belum mengetahui penyebab penyakit autoimun, namun beberapa teori menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif menyerang tubuh setelah terkena infeksi atau cedera. Beberapa faktor risiko yang meningkatkan risiko berkembangnya gangguan autoimun di antaranya:

1. Kelebihan Berat Badan
Obesitas dan kelebihan berat badan meningkatkan risikorheumatoid arthritis atau psoriasis arthritis. Hal tersebut bisa jadi karena berat badan berlebih memberi tekanan lebih besar pada sendi atau karena jaringan lemak menghasilkan zat yang memicu peradangan.

2. Merokok
Merokok juga menjadi faktor risiko terkena penyakit autoimun. Sebuah penelitian menghubungkan merokok dengan sejumlah penyakit autoimun, seperti lupus, rheumatoid arthritis dan hipertiroidisme. Hipertiroidisme adalah kondisi kelenjar tiroid yang hiperaktif, sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan.

3. Genetika
Gangguan tertentu, seperti lupus cenderung diturunkan dalam keluarga. Namun, meski ada keluarga yang mengalami autoimun, bukan berarti keturunannya akan mengidap penyakit tersebut.

Jika ada riwayat autoimun dalam keluarga, sebaiknya anggota keluarga lainnya memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui kondisi kesehatan secara menyeluruh.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Apakah Autoimun Bisa Dideteksi dari Sakit Sendi? Ini Kata Dokter"