Hagia Sophia

10 August 2025

Kasus Langka, Wanita Ini Miliki Payudara Tambahan di Tubuhnya

Ilustrasi payudara. (Foto: Thinkstock)

Pada tahun 2015, seorang dokter di India menemukan kasus langka pada seorang ibu berusia 41 tahun yang memiliki 'payudara tambahan' di tubuhnya. Payudara tersebut membesar hingga tiga kali lipat ukuran payudara normal, sehingga menyebabkan nyeri di bahu dan lengan.

Kondisi ini dikenal secara medis dengan istilah polymastia. Selain menimbulkan ketidaknyamanan fisik, kondisi ini juga berdampak secara psikologis, membuat pasien menarik diri dari kehidupan sosialnya.

Menurut laporan BMJ Case Report, payudara tambahan merupakan jaringan kelenjar payudara ekstra yang tumbuh di luar lokasi payudara normal. Kondisi ini sangat jarang terjadi dan hanya dialami oleh sekitar 2-6 persen wanita di dunia.

Polymastia dapat berupa bintik kecil seperti tahi lalat sampai payudara yang benar-benar berfungsi.

"Perawatan diperlukan jika muncul gejala atau jika jaringan tersebut berkembang menjadi kanker," kata tim dokter, dikutip dari Mirror, Kamis (7/8/2025).

Dalam kasus ini, pasien memiliki payudara tambahan di sisi kiri tubuhnya yang terus membesar selama 10 tahun setelah kehamilan pertamanya.

Untungnya, kondisi tersebut berhasil ditangani melalui prosedur mastektomi (pengangkatan jaringan payudara), dan jaringan payudara tambahan itu berhasil diangkat dengan sukses.

"Telah dilakukan pengangkatan dengan sukses terhadap sebuah payudara tambahan besar (polymastia) dari seorang wanita berusia 41 tahun di India," sambung mereka.

Setelah pulih dari operasi, pasien yang tidak disebutkan namanya itu bisa hidup kembali dengan normal dan berani melakukan hubungan sosial lagi.

Mengenal Polymastia

Dikutip dari Cleveland Clinic, polymastia merupakan salah satu jenis kondisi dari supernumerary nipple (puting tambahan). Meski yang umum hanya satu puting tambahan, seseorang bisa memiliki hingga delapan puting tambahan

Puting ketiga ini terbentuk selama perkembangan embrio. Biasanya muncul sepanjang mammary ridges (garis susu) yang membentang dari ketiak hingga area selangkangan.

Kondisi ini secara umum sebenarnya tidak berbahaya. Tapi dalam beberapa kasus, seperti yang dialami wanita India, kondisi ini dapat memicu komplikasi yang berbahaya sehingga membutuhkan perawatan dari dokter.

Sebagai salah satu jenis supernumerary nipple, polymastia merupakan kondisi ketika muncul puting ketiga yang memiliki areola (area gelap sekitar puting), dan sedikit jaringan payudara di bawahnya.

Ini sedikit berbeda dengan kondisi polythelia yang sering dimirip-miripkan. Pada polythelia, yang muncul di tubuh hanya puting, tanpa areola dan tidak ada jaringan payudara. Polythelia juga lebih umum dibanding polymastia.

Penyebab Polymastia

Para peneliti belum mengetahui secara pasti penyebab munculnya kondisi ini. Namun, kemunculannya diduga berkaitan dengan proses awal perkembangan embrio.

Pada minggu ke-4 atau ke-5 perkembangan embrio, garis susu (milk line) mulai terbentuk sebagai penebalan jaringan kulit. Tak lama kemudian, jaringan payudara mulai berkembang. Seiring berjalannya proses ini, garis susu akan membentuk puting utama, sementara bagian jaringan lain yang menebal biasanya akan menghilang atau melunak kembali.

Namun, jika sebagian jaringan tidak melunak sepenuhnya, puting atau jaringan payudara tambahan dapat terbentuk di area yang tetap menebal. Meskipun kelainan ini sudah terbentuk sejak masa embrio, gejalanya sering kali baru terlihat saat pubertas atau kehamilan, ketika terjadi perubahan hormon dalam tubuh.

Sebagian kasus supernumerary nipple atau polymastia terjadi secara acak, bukan karena faktor keturunan. Namun, ada beberapa laporan bahwa kondisi ini diturunkan dalam keluarga.

Dalam kasus tersebut, kelainan ini diduga diwariskan dengan pola dominan autosomal (cara suatu sifat diwariskan). Meski begitu, para peneliti belum menemukan bukti pasti adanya kaitan genetik.

Gejala Polymastia

Kemunculan polymastia atau kondisi supernumerary lain biasanya nampak seperti tanda lahir atau tahi lalat. Karena tidak terlihat aneh, ini membuat pasien biasanya tidak sadar mengalami kondisi tersebut.

Selain itu, polymastia biasanya muncul di depan tubuh sepanjang garis susu, yaitu area jaringan payudara terbentuk. Dalam banyak kasus, payudara tambahan muncul sendiri atau tidak berpasangan.

Bentuknya bisa seperti benjolan kecil, berwarna merah atau cokelat, tapi biasanya jauh lebih kecil dibandingkan puting normal. Gejala lain yang dapat muncul akibat polymastia meliputi:
  • Pembengkakan di area terdampak
  • Nyeri
  • Penebalan di bagian ketiak
  • Keterbatasan pergerakan bahu
  • Iritasi akibat gesekan pakaian

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Benarkah Ada Wanita dengan 3 Payudara? Ini Fakta Medis di Balik Kejadiannya"