Hagia Sophia

16 October 2025

Japanese Walking Lebih Banyak Bakar Lemak Dibandingkan Jogging

Foto ilustrasi: Getty Images/Michele Pevide

Mungkin terdengar sulit dipercaya, tetapi jalan kaki lebih banyak membakar lemak dibandingkan jogging. Tentunya jika jalan kaki ini dilakukan dengan Japanese Walking, yang dikembangkan oleh para profesor di Universitas Shinshu di Jepang, dan telah menjadi favorit baru di kalangan penggemar kebugaran.

Apa Itu Teknik Japanese Walking?

Itu merupakan jalan interval dengan metode latihan yang dirancang secara ilmiah. Teknik ini mengkombinasikan jalan cepat dan jalan lambat secara bergantian.

Teknik japanese walking ini mengikuti ritme sederhana, yakni:
  • 3 menit jalan cepat.
  • 3 menit jalan lambat.
  • Mengulangi siklus ini selama 30 menit.
Dr Hiroshi Nore, salah satu profesor yang mengembangkan metode ini, mengatakan ini dirancang untuk membuat jalan kaki lebih bermanfaat bagi pembakaran lemak dan kesehatan kardiovaskular, terutama bagi orang-orang dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak dan lansia.

Bergantian antara kecepatan cepat dan lambat inilah yang membuat teknik ini istimewa. Teknik ini mengaktifkan sistem aerobik dan anaerobik, memicu konsumsi oksigen pasca-olahraga (EPOC) berlebih, dan menstimulasi aktivitas mitokondria.

"Interval cepat meningkatkan detak jantung dan membakar lemak, sementara fase lambat memungkinkan pemulihan tetap menjaga metabolisme tetap tinggi," jelas Dr Hiroshi Nore, dikutip dari Times of India.

Efek afterburn (EPOC), yang berarti tubuh Anda terus membakar kalori selama berjam-jam setelah berjalan. Mitokondria yang teraktivasi meningkatkan produksi energi, daya tahan, dan metabolisme lemak.

Lantas, Apa yang Membuat Teknik Ini Lebih Baik daripada Jogging?

Studi yang dilakukan di Shinshu University menemukan bahwa peserta yang berlatih japanese walking ini selama lima bulan, berhasil menghilangkan 3-5 kg lemak. Sementara mereka yang berjalan dengan kecepatan tetap,, mengalami perubahan yang jauh lebih kecil.

Studi lain menemukan, bagi lansia, teknik jalan interval selama 10 tahun terlindungi dari komplikasi kebugaran terkait usia. Shinshu University juga menunjukkan bahwa mereka melaporkan peningkatan VO2 maks dan penurunan tekanan darah sistolik selama beberapa bulan.

Apakah Teknik Ini Cocok untuk Semua Orang?

Pendekatan sederhana dari teknik jalan ini jelas membuatnya menonjol. Tetapi, belum banyak penelitian yang menggabungkan teknik jalan Jepang ini.

Perlu atau tidaknya mencoba metode ini bergantung pada kondisi kesehatan masing-masing individu.

Jalan interval berdampak rendah dibandingkan joging atau lari, sehingga umumnya aman untuk pemula, lansia, dan orang-orang dengan gaya hidup sedenter. Sebaliknya, orang dengan kondisi jantung, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, masalah sendi, atau masalah kesehatan lainnya sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional sebelum memulai.




























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ini Alasan Efek Japanese Walking Lebih Dahsyat dari Jogging"