![]() |
Ilustrasi (Foto: Getty Images/Nikada) |
Kecerdasan merupakan hal yang kompleks dan memiliki banyak dimensi. Seseorang mungkin menunjukkan kecerdasan tinggi dalam bidang tertentu, namun kurang memiliki pengetahuan atau kemampuan berpikir kritis di bidang lain. Karena tingkat kecerdasan manusia sangat bervariasi, penting untuk tidak terburu-buru menilai, melainkan berusaha memahami latar belakang dan cara berpikir masing-masing individu.
Beberapa kebiasaan tertentu bahkan dapat menjadi cerminan tingkat kecerdasan seseorang. Dalam sejumlah kasus, kebiasaan yang tampak sepele atau aneh justru dapat mengindikasikan tingkat IQ yang lebih rendah, karena mencerminkan bagaimana seseorang memandang, memproses, dan merespons dunia di sekitarnya.
Perlu diingat bahwa cara kerja pikiran seseorang berperan besar dalam menentukan kualitas hidup dan kesejahteraan secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk memperlakukan setiap individu dengan empati dan rasa hormat, tanpa memandang tinggi atau rendahnya tingkat kecerdasan mereka.
Berikut 11 kebiasaan yang kerap dikaitkan dengan individu yang memiliki tingkat IQ lebih rendah, seperti dikutip Your Tango.
1. Menghindari Sesuatu Hal Baru
Salah satu kebiasaan yang sering menandakan seseorang memiliki IQ rendah adalah kecenderungan untuk menghindari hal-hal baru, terutama dalam hal belajar. Individu dengan pola pikir tertutup biasanya menolak informasi yang belum mereka pahami sebelumnya.
Mereka hanya mencari sumber yang sejalan dengan pandangannya sendiri, sehingga terjebak dalam 'gema intelektual', lingkungan yang memperkuat keyakinan pribadi tanpa membuka ruang bagi sudut pandang lain.
Cara berpikir yang terbatas ini membuat mereka sulit memahami pengalaman orang lain. Mereka jarang bertanya atau mencoba menggali lebih dalam, sehingga hubungan sosialnya pun bersifat dangkal. Dengan menolak informasi baru, mereka tidak perlu menantang diri untuk melihat sesuatu dari perspektif berbeda, dan akhirnya hidup mereka menjadi sempit serta monoton.
2. Bertindak Secara Impulsif
Kebiasaan lain yang sering dikaitkan dengan IQ rendah adalah sifat impulsif, yaitu bertindak tanpa mempertimbangkan akibat jangka panjang. Psikolog Guy Winch menjelaskan ketidaksabaran adalah keinginan agar sesuatu terjadi, sedangkan impulsivitas adalah tindakan untuk membuatnya terjadi.
Impulsivitas didefinisikan sebagai kecenderungan untuk bertindak cepat dan tanpa perencanaan, tanpa mempertimbangkan konsekuensi. Menurut Winch, hal ini berkaitan dengan gangguan pada fungsi eksekutif otak, serangkaian kemampuan yang mencakup pengambilan keputusan dan pengendalian dorongan.
Ia juga menekankan latihan seperti meditasi mindfulness dapat membantu individu memperlambat reaksi emosional dan mengurangi perilaku impulsif.
3. Bertindak Seperti Ahli Padahal Tidak
Kebiasaan berpura-pura menjadi ahli dalam bidang yang tidak dikuasai juga kerap menjadi tanda seseorang memiliki IQ rendah. Individu seperti ini cenderung membuat pernyataan tanpa dasar dan menutup ruang bagi orang lain yang sebenarnya lebih memahami topik tersebut.
Fenomena ini dikenal sebagai Dunning-Kruger Effect, seperti dijelaskan oleh David Dunning dalam jurnal Advances in Experimental Social Psychology. Ia menyebut bahwa individu dengan kemampuan rendah sering kali tidak menyadari sejauh mana kekurangan mereka, kondisi yang disebut 'meta-ignorance' atau 'ketidaktahuan terhadap ketidaktahuan'.
Seseorang dengan IQ rendah umumnya tidak menyadari apa yang tidak diketahuinya. Akibatnya, mereka tetap terjebak dalam ilusi pengetahuan dan merasa paling benar, padahal tidak memiliki pemahaman mendalam terhadap topik yang dibicarakan.
4. Menolak Sudut Pandang Lain
Ketidakmampuan atau ketidakinginan untuk mendengarkan pandangan berbeda juga menjadi salah satu tanda rendahnya kecerdasan. Orang dengan kebiasaan ini sulit menerima opini yang tidak sejalan dengan keyakinannya sendiri. Mereka kerap menolak atau meremehkan perasaan orang lain alih-alih berusaha memahami dan memberikan validasi.
Sikap tertutup terhadap pandangan yang berlawanan membuat mereka terisolasi dari diskusi intelektual dan menghambat perkembangan wawasan. Mereka tidak menyadari bahwa setiap individu melihat dunia melalui lensa yang berbeda. Ketidaksiapan menerima perbedaan inilah yang membuat koneksi sosial mereka dangkal dan pertumbuhannya terhambat.
5. Sulit Beradaptasi
Kesulitan beradaptasi terhadap perubahan atau cara berpikir baru juga dapat menjadi tanda IQ rendah. Individu seperti ini cenderung mempertahankan informasi lama dan menolak pendekatan baru, meskipun metode lama sudah terbukti tidak relevan.
Ketidakmampuan untuk menerima perubahan sering kali membuat mereka terjebak dalam pola hidup yang stagnan. Cara berpikir yang kaku dan hitam-putih membuat mereka sulit memahami nuansa atau kompleksitas suatu permasalahan. Akibatnya, mereka gagal melihat gambaran besar dan mudah tersesat dalam pemikiran yang terlalu sederhana.
6. Gaya Hidup Tidak Seimbang
Gaya hidup yang tidak seimbang juga dapat menjadi indikator rendahnya kecerdasan emosional dan intelektual. Orang dengan kebiasaan ini kesulitan menemukan titik tengah antara bekerja keras dan beristirahat. Mereka hidup dengan dua ekstrem, bekerja tanpa batas hingga kelelahan atau justru mengabaikan tanggung jawab sepenuhnya.
Menurut survei Mental Health America's Work Health Survey, individu dengan keseimbangan hidup yang baik cenderung lebih puas terhadap pekerjaan maupun kehidupan pribadi, serta memiliki tingkat kecemasan dan depresi yang lebih rendah. Namun, lebih dari setengah responden mengaku mengatasi stres kerja dengan cara yang tidak sehat, seperti penyalahgunaan zat atau ledakan emosi dalam hubungan pribadi.
Ketidakseimbangan hidup memang bisa disebabkan oleh banyak faktor, namun dalam beberapa kasus, hal ini juga mencerminkan keterbatasan kemampuan seseorang dalam mengatur diri, salah satu ciri khas individu dengan IQ rendah.
7. Mengambil Keputusan Berdasarkan Emosi Semata
Kebiasaan lain yang sering kali menjadi tanda seseorang memiliki IQ rendah adalah kecenderungan mengambil keputusan hanya berdasarkan emosi, tanpa mempertimbangkan logika atau strategi. Individu dengan kebiasaan ini menjadikan perasaan sebagai satu-satunya landasan bertindak, tanpa melakukan analisis lebih dalam, yang menunjukkan rendahnya kecerdasan emosional.
Psikolog Nick Wignall menjelaskan mengikuti emosi tanpa mempertanyakannya adalah tanda rendahnya kecerdasan emosional.
"Emosi sering kali memberi kita informasi yang berguna," ujarnya.
"tetapi emosi juga sama mudahnya menyesatkan kita."
Menurut Wignall, tidak semua emosi harus dijadikan dasar tindakan. Seseorang mungkin merasa cemas sebelum kencan pertama, namun itu bukan berarti ia harus membatalkan rencana tersebut.
"Orang dengan kecerdasan emosional tinggi mendengarkan semua emosinya, tetapi tidak menaruh kepercayaan buta pada salah satunya. Menghargai emosi secara berlebihan sama berbahayanya dengan mengabaikannya," lanjutnya.
8. Tidak Merencanakan Masa Depan
Kebiasaan hidup hanya untuk saat ini tanpa memikirkan masa depan juga kerap dikaitkan dengan tingkat kecerdasan yang rendah. Meskipun hidup di masa kini bisa membantu seseorang mengelola stres, ketidakmampuan untuk berpikir jangka panjang menunjukkan kurangnya wawasan dan perencanaan.
Individu yang sepenuhnya berfokus pada 'sekarang' sering kali kesulitan mengambil keputusan bijak untuk masa depan. Misalnya, menggunakan seluruh uang sewa rumah untuk membeli sesuatu yang spontan karena terlihat menarik, tanpa memperhitungkan konsekuensinya.
Kurangnya pandangan ke depan dan nalar praktis semacam ini menjadi indikator rendahnya kemampuan berpikir logis.
9. Percaya pada Teori Konspirasi
Meyakini teori konspirasi tanpa dasar fakta yang jelas juga termasuk kebiasaan yang menandakan rendahnya kecerdasan analitis. Individu seperti ini cenderung menerima informasi tanpa verifikasi, mempercayai kabar sensasional, bahkan menolak bukti ilmiah yang bertentangan dengan keyakinannya.
Contohnya, mereka mungkin benar-benar yakin bahwa semua atlet profesional adalah alien karena kecepatan dan kekuatan fisiknya dianggap tak manusiawi. Mereka juga bisa percaya pada cerita tentang makhluk seperti Bigfoot hanya karena seseorang mengaku pernah melihatnya, tanpa mencari bukti tambahan.
Kecenderungan untuk mempercayai teori konspirasi secara ekstrem menunjukkan lemahnya kemampuan berpikir kritis dan analitis, ciri umum dari individu dengan IQ rendah.
10. Sering Menyela Pembicaraan
Kebiasaan sering memotong pembicaraan juga dapat mencerminkan tingkat kecerdasan sosial yang rendah. Individu dengan perilaku ini umumnya tidak sabar mendengarkan pandangan orang lain dan terburu-buru menegaskan bahwa mereka yang paling benar.
Mereka gagal membaca isyarat sosial dan tidak menyadari bahwa kebiasaannya dianggap tidak sopan. Menyela orang yang sedang berbicara atau memasukkan opini tanpa diminta menunjukkan kurangnya kemampuan berempati dan berkomunikasi secara efektif.
Akibatnya, banyak orang enggan berdiskusi secara mendalam dengan mereka karena perilaku tersebut membuat percakapan terasa tidak nyaman. Pola ini umumnya menunjukkan keterbatasan kemampuan memahami dinamika sosial dan berpikir reflektif.
11. Mengabaikan Masukan dari Orang Lain
Mengabaikan kritik dan masukan juga menjadi kebiasaan yang sering menunjukkan rendahnya IQ. Individu dengan perilaku ini biasanya tidak memiliki kesadaran diri yang cukup untuk memahami bahwa umpan balik adalah sarana pengembangan diri. Sebaliknya, mereka menafsirkan setiap kritik sebagai serangan pribadi.
Alih-alih mempertimbangkan masukan secara objektif, mereka langsung menolaknya dan bahkan menyerang balik pihak yang memberikan kritik, dengan anggapan bahwa orang tersebut iri atau tidak kompeten.
Penolakan untuk berefleksi dan enggan memperbaiki diri membuat mereka sulit berkembang. Ketidakmampuan menerima umpan balik dengan bijak mencerminkan kurangnya kedewasaan berpikir, ciri khas lain dari individu dengan tingkat IQ rendah.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "11 Kebiasaan yang Disebut Jadi Ciri-ciri Seseorang Punya IQ Rendah"