Hagia Sophia

24 August 2025

Obat Cacing Jadi Buruan Banyak Orang, Ini Pesan Pakar Farmasi UGM

Cacing parasit (Foto: Getty Images/Sinhyu)

Kematian balita Sukabumi dengan tubuh penuh cacing memicu rasa waswas banyak orang. Tidak sedikit yang kemudian mulai mencari berbagai jenis obat cacing.

Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada Prof Zullies Ikawati menegaskan konsumsi obat cacing tidak diwajibkan untuk semua kelompok. Orang dengan kondisi sehat, lingkungan sanitasi bersih, serta tidak memiliki gejala kecacingan, tidak perlu 'latah' ikut mencari obat.

Menurutnya, pemberian obat cacing rutin enam bulan sekali menjadi wajib bagi anak-anak maupun orang dewasa yang tinggal di daerah endemis alias wilayah yang masih mencatat kasus kecacingan.

"Pemberian obat cacing dianjurkan secara rutin setiap 6 bulan sekali, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa yang tinggal di daerah endemis. Hal ini sejalan dengan rekomendasi WHO dan Kementerian Kesehatan RI melalui program mass drug administration (MDA)," kata Prof Zullies kepada wartawan, Jumat (22/8/2025).

Bagi kelompok berisiko, pemberian obat cacing setiap bulan dianjurkan lantaran telur cacing bisa bertahan lama di lingkungan, sehingga rentan terjadi infeksi ulang.

"Seseorang bisa kembali terinfeksi dalam beberapa minggu hingga bulan setelah pengobatan. Obat hanya membunuh cacing dewasa," bebernya.

Prof Zullies mencontohkan albendazol 400 mg atau mebendazol 500 mg dosis tunggal, yang selama ini diberikan, hanya efektif membasmi cacing dewasa, tidak mampu mencegah telur atau larva baru masuk.

Siapa Saja yang Dianjurkan?

Prof. Zullies menekankan ada kelompok prioritas yang berisiko lebih tinggi terkena infeksi cacing:
  • Anak prasekolah (1-5 tahun), lebih rentan karena sering bermain tanah tanpa alas kaki.
  • Anak usia sekolah (6-14 tahun), target utama program pemberian obat cacing di sekolah dasar.
  • Wanita usia subur, termasuk ibu hamil trimester kedua dan ketiga.
  • Orang dewasa di daerah endemis dengan sanitasi buruk (pekerja sawah, kebun, tambang, atau yang sering kontak tanah).
  • Populasi dengan status gizi rendah.
"Orang dewasa yang tinggal di perkotaan dengan sanitasi baik, air bersih, serta kebersihan pribadi terjaga biasanya tidak perlu minum obat cacing setiap 6 bulan. Namun tetap dianjurkan bila ada risiko tinggi atau gejala," tutur Prof. Zullies.

"Dengan memahami sasaran dan jadwal yang tepat, pemberian obat cacing akan lebih efektif dalam mencegah malnutrisi, anemia, dan dampak jangka panjang akibat kecacingan," pungkasnya.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Obat Cacing Jadi Buruan Gen Z, Ini Wanti-wanti Guru Besar Farmasi UGM"