Hagia Sophia

29 December 2024

Kebanyakan Tidur Saat Liburan Bisa Bikin Lemas, Ini Penjelasan Pakar

Terasa lemas karena kebanyakan tidur (Foto: iStock)

Bukan hanya saat kurang tidur, saat kebanyakan tidur seringkali tubuh juga terasa lemas kurang bertenaga. Terlebih di musim liburan ini, tentu ada sebagian orang yang memanfaatkan waktu luang untuk tidur seharian.

Praktisi kesehatan dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, mengatakan normalnya seseorang butuh 6-8 jam dalam sehari untuk tidur. Fungsi utamanya untuk memberi kesempatan bagi tubuh untuk recovery, memulihkan berbagai fungsi normal setelah beraktivitas seharian.

"Tapi tidur bukan hanya soal kuantitas, tapi juga kualitas," tegas dr Ray, dalam perbincangan dengan detikcom baru-baru ini.

Indikasi kualitas tidur yang buruk antara lain bisa dilihat dari kondisi seseorang setelah bangun tidur. Jika saat terbangun terlihat fresh, lebih berenergi, maka kualitas tidurnya bisa dibilang cukup baik.

"Kalau dia setelah tidur justru merasa lebih ngantuk, atau merasa lemes, jangan-jangan kuantitasnya bagus tapi kualitasnya tidak bagus," jelas dr Ray.

Salah kaprah yang sering terjadi adalah menganggap tidur ngorok sebagai indikasi tidur lelap. Pada orang dewasa, ngorok justru menandakan aliran udara yang tidak lancar sehingga kualitas tidur menjadi tidak optimal.

Gangguan tidur parasomnia juga menyebabkan kualitas tidur kurang baik. Pada kondisi ini, seseorang tampak tertidur tetapi aktivitas otaknya tidak benar-benar beristirahat sehingga berdampak pada metabolisme tubuh.

"Ada uji yang bisa kita lakukan, namanya sleep test. Untuk melihat apakah yang bersangkutan tidur cukup, kualiasnya baik. Jangan-jangan tidur, tapi setengah tidur dalam prosesnya," terang dr Ray.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Rasanya Lemes Padahal Liburan Tidur Melulu? Begini Penjelasan Medis oleh Internis"