![]() |
Foto: Getty Images/megaflopp |
Selama 20 tahun, Ulku Dogan, seorang penasihat keuangan di San Francisco, Amerika Serikat, mengenakan lensa kontak berwarna karena ia ingin memiliki mata biru. Tujuh minggu lalu, mimpinya menjadi kenyataan ketika ia terbang ke New York dan membayar USD 12.000 atau sekitar Rp 195 juta untuk operasi guna mengubah warna matanya secara permanen dari cokelat menjadi biru.
"Saya merasa percaya diri, sangat bahagia. Ini adalah investasi terbaik yang pernah saya lakukan untuk diri saya sendiri," kata Dogan, 49 tahun, kepada Business Insider.
Untuk mengubah warna matanya, Dr Kevin Niksarli, salah satu dari segelintir ahli bedah mata di AS yang menawarkan keratopigmentasi kosmetik, menggunakan laser untuk membuat dua lubang di kornea matanya, bagian mata terluar yang bening. Prosedur ini menciptakan saluran yang berada di atas bagian mata yang berwarna, yang kemudian diisi dengan pewarna.
Dr Niksarli telah melakukan operasi laser kornea mata selama 30 tahun dan mulai menawarkan prosedur penggantian warna mata kepada pasien pada tahun 2023. Di kliniknya, Manhattan LASIK Center, pasien dapat memilih dari 11 warna, termasuk hijau zamrud, hijau laguna, dan hijau madu.
Pertama, ia mewarnai mata kiri Dogan. Ia membiarkan Dogan menilai warnanya dan bertanya apakah ia ingin mengubah warna sebelum beralih ke mata kanan.
"Saya seperti, 'Dokter, bisakah Anda membuatnya sedikit lebih cerah?' Dan kemudian ia membuatnya sedikit lebih cerah, dan saya menyukainya," kenang Dogan.
Meskipun keratopigmentasi belum disetujui FDA, minat terhadap prosedur ini terus meningkat. Dalam konteks medis, prosedur ini digunakan untuk merawat pasien dengan kehilangan iris, kerusakan, atau trauma.
Prosedur ini juga makin diminati setelah video TikTok memperlihatkan gambar sebelum dan sesudah pasien yang menjalani prosedur tersebut karena alasan estetika telah ditonton jutaan kali.
Dr Alexander Movshovich, yang pada tahun 2019 menjadi dokter pertama yang menawarkan prosedur kosmetik tersebut di AS, menangani 15 pasien pada tahun pertamanya. Kini, ia telah melakukan prosedur tersebut lebih dari 750 kali.
"Prosedur ini aman dan telah terbukti dalam literatur tinjauan sejawat," ungkap Movshovich kepada BI melalui email, seraya mencatat bahwa orang dengan penyakit mata kronis perlu berkonsultasi secara individual untuk menilai apakah mereka akan menjadi kandidat yang baik.
Prosedur permanen ini tidak menimbulkan rasa sakit dan cepat, kata Dogan, yang tidak mengalami efek samping apa pun selain rasa tidak nyaman pada malam pertama dan sedikit kepekaan terhadap cahaya selama beberapa hari.
Namun, beberapa dokter berpendapat bahwa tidak ada cukup bukti bahwa manfaat operasi mata kosmetik lebih besar daripada risiko jangka panjang yang diketahui dan potensial.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Wanita Ini Jalani Prosedur Oplas Bola Mata, Ganti Warna dari Cokelat ke Biru"