Hagia Sophia

31 March 2025

Kisah Wanita yang Gagal Lakukan Pembesaran Payudara Seharga Rp 5,4 Miliar

Foto ilustrasi: iStock

Seorang wanita bernama Lingling, dari provinsi Jiangxi di China tenggara, tengah mencari keadilan setelah prosedur pembesaran payudara yang gagal membuatnya justru mengalami deformasi.

Menurut laporan di South China Morning Post, Lingling menghabiskan sekitar 2,4 juta yuan atau setara sekitar Rp 5,4 miliar untuk implan payudara dan perawatan lanjutan, hanya untuk mengetahui bahwa implan tersebut mengandung DNA dari sapi dan rusa.

Penipuan dialami Lingling bermula saat dia tertarik pada prosedur operasi pembesaran payudara yang dipromosikan sebuah salon kecantikan di Jiangxi, China pada 2017.

Salon tersebut mengklaim bahwa mereka bekerjasama dengan sebuah klinik yang dapat mengekstrak dan mengkultivasi kolagen pasien sebelum menyuntikkannya kembali ke payudara untuk menciptakan hasil "berasal dari tubuh sendiri dan digunakan sendiri" tanpa risiko penolakan.

Pada September 2017, Lingling bersama pemilik salon kecantikan mengunjungi klinik bernama Beijing Creating Medical Cosmetic Clinic. Kepala ahli bedah di klinik itu, Bai Jin, meyakinkannya bahwa prosedur pembesaran payudara yang akan dijalankan tersebut aman.

Lingling pun menjalani operasi pembesaran payudara di klinik tersebut. Namun setelah operasi, dia mengalami rasa sakit dan sensasi benda asing di payudaranya.

Dalam enam tahun berikutnya, ia menjalani sembilan operasi, termasuk pemasangan dan perbaikan implan, dengan total biaya 2,39 juta yuan. Bahkan pada tahun 2023, Lingling menemukan kebocoran dan deformasi pada implan payudaranya.

"Ada dua benjolan di dada saya yang mencapai perut," katanya.

Pada tahun 2024, ia memutuskan untuk menjalani operasi di sebuah klinik di Shanghai untuk mengangkat dan menguji implan tersebut. Selama prosedur ini, dokter menemukan bahan asing yang disuntikkan yang telah menyebabkan kerusakan pada tubuhnya. Investigasi kemudian mengungkapkan adanya DNA hewan dari rusa besar dan sapi dalam implan tersebut.

Sebuah lembaga medis yang berwenang mengklasifikasikan deformitas payudara Lingling sebagai kecacatan parah yang menyebabkan rasa sakit fisik dan psikologis yang signifikan.

Fu, seorang pakar industri kecantikan dari Jiangxi, mengatakan kepada Jiangxi Television bahwa pasien sebelumnya juga menguji implan mereka dan menemukan DNA dari unta, kelelawar, dan gorila.

"Bahan non-manusia ini dapat menyebabkan reaksi buruk, seperti penolakan sistem imun," jelas Fu.

Merasa ditipu dan kini mengalami kecacatan pada payudaranya, Lingling pun berusaha meminta kompensasi pada klinik dan salon yang dulu didatanginya. Namun saat dia datang, klinik dan salon tersebut telah tutup. Beijing Creating Medical Cosmetic Clinic, tempat dia melakukan operasi payudara, izin usahanya telah dicabut. Klinik tersebut terlibat dalam 398 sengketa malapraktik medis. Kepala ahli bedahnya, Bai, juga tidak terdaftar di otoritas medis.

Pada 1 Maret, Lingling melaporkan kasus ini ke Komisi Kesehatan Kota Beijing. Namun, karena kasusnya tersebut melibatkan institusi yang telah ditutup, ia sulit mendapatkan keadilan.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Nasib Wanita China Alami Deformasi Payudara gegara Implan Seharga Rp 5,4 Miliar"