![]() |
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/Sean Anthony Eddy) |
Deteksi dini merupakan salah satu faktor penting dalam penanganan penyakit kanker. Seringkali kanker terlambat ditemukan sehingga pasien jadi sulit sembuh dan harus menjalani perawatan panjang.
Peneliti di Amerika Serikat mengembangkan sebuah biomarker dalam darah bisa mendeteksi adanya tanda kanker lebih dari 3 tahun sebelum kanker itu muncul.
Kuncinya terletak pada fragmen kecil materi genetik yang dilepaskan oleh tumor. Jika analisis yang mendeteksi tanda DNA ini bisa diluncurkan dalam skala besar, ini bisa menjadi cara efektif untuk mendeteksi kanker lebih awal.
"Deteksi 3 tahun lebih awal memberi waktu untuk intervensi. Tumor kemungkinan belum berkembang jauh dan lebih mungkin untuk disembuhkan," kata peneliti onkologi John Hopkins University Maryland, Yuxuan Wang, dikutip dari Science Alert, Kamis (19/6/2025).
Tim peneliti menganalisis sampel darah dari 26 partisipan dalam sebuah studi besar, yang kemudian didiagnosis kanker dalam waktu 6 bulan setelah pengambilan sampel. Sampel itu kemudian dibandingkan dengan 26 orang lain yang tidak didiagnosis kanker.
Tes ini secara teknis mencari circulating tumor DNA (ctDNA), yaitu DNA tumor yang beredar dalam darah. Dengan kombinasi algoritma dan berbagai pemeriksaan silang, mereka mendeteksi perubahan yang berkaitan dengan tumor, meski jumlahnya sangat kecil.
Pada 8 dari 52 partisipan studi, kanker berhasil terdeteksi melalui tes multi-cancer early detection (MCED) yang telah dikembangkan. Artinya, sekitar 31 persen dari mereka yang akhirnya mengidap kanker teridentifikasi melalui tes ini.
Mereka juga melihat sampel darah yang sudah diambil 3,1-3,5 tahun sebelumnya dari enam orang yang diteliti. Dari keenam orang tersebut, kanker sudah dideteksi dari 4 pasien.
Penelitian lanjutan masih diperlukan. Semakin jauh waktu pengambilan sampel, semakin rendah ctDNA yang bisa terdeteksi.
"Studi ini menunjukkan potensi tes MCED dalam mendeteksi kanker sangat dini, dan menetapkan standar sensitivitas yang diperlukan agar tes ini berhasil," kata Bert Vogelstein, peneliti onkologi dari Ludwig Center di Johns Hopkins.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Alat Deteksi Kanker yang Bisa Prediksi Kemungkinan Sakit 3 Tahun Sebelumnya"