Hagia Sophia

16 June 2025

Pria Ini Alami Kondisi Langka, Tubuhnya Menua Terlalu Cepat

Foto: Getty Images/gorodenkoff

Nobuaki Nagashima berusia pertengahan 20-an ketika dia mulai merasa seperti tubuhnya sedang rusak. Dia berbasis di Hokkaido, prefektur paling utara Jepang, tempatnya menjalani pendidikan militer selama 12 tahun.

Kondisi aneh di tubuhnya terjadi sedikit demi sedikit: katarak pada usia 25 tahun, nyeri di pinggulnya pada usia 28 tahun, masalah kulit di kakinya pada usia 30 tahun.

Dikutip dari laman World Economic Forum, pada usia 33 tahun, Nagashima didiagnosis dengan sindrom Werner, penyakit yang menyebabkan tubuh menua terlalu cepat. Penyakit itu membuat seseorang terlihat keriput, rambut beruban dan kebotakan di usia muda. Hal ini juga diketahui menyebabkan pengerasan arteri, gagal jantung, diabetes, dan kanker.

Nagashima telah menjalani lima atau enam operasi, dari jari kaki hingga pinggul hingga mata, untuk mengobati penyakit yang berkaitan dengan penuaan di umur 43 tahun. Dia mulai tak dikenali, beberapa akan mengira umur Nagashima sudah 80-an.

Di Jepang, sindrom ini mempengaruhi sekitar 1 dari 40.000 hingga 1 dari 20.000 orang. Orang dengan sindrom ini mungkin mulai beruban sebelum usia 20 tahun. Pada usia 25 tahun, mereka mulai kehilangan rambut dari kulit kepala, alis, dan bulu mata, dan mereka mungkin hanya menumbuhkan rambut yang jarang di tempat lain di tubuh, termasuk ketiak dan dada.

Kurangnya rambut ini kemungkinan terkait dengan hipogonadisme, ketika ovarium atau testis tidak berfungsi dengan baik; hipogonadisme juga merusak perkembangan organ seksual dan siklus menstruasi.

Penyakit langka ini baru ditemukan pada tahun 1996, dan sejak itu hanya ada beberapa contoh Werner. Pada tahun 2008, hanya ada 1.487 kasus terdokumentasi di seluruh dunia, dengan 1.128 di antaranya di Jepang.

Di Rumah Sakit Universitas Chiba, mereka menyimpan catatan total 269 pasien yang didiagnosis secara klinis, 116 di antaranya masih hidup. Salah satunya adalah Sachi Suga, yang hanya bisa berkeliling dengan kursi roda. Otot-ototnya sangat lemah sehingga dia tidak bisa lagi naik masuk dan keluar dari bak mandi.

Dia biasa memasak sarapan secara teratur untuk dirinya sendiri dan suaminya, tetapi sekarang dia tidak bisa berdiri di depan kompor selama lebih dari satu atau dua menit dalam satu waktu. Dia terpaksa menyiapkan sup miso yang lebih cepat dibuat malam sebelumnya, yang dia makan sebelum berangkat kerja pada pukul 5.30 pagi.

Sayangnya tidak ada obat untuk sindrom Werner; perawatan ditujukan untuk mengatasi gejala spesifik pasien. Misalnya, seseorang dapat minum obat dan menerapkan perubahan pola makan dan gaya hidup untuk mengelola diabetes tipe 2; menjalani operasi dan kemoterapi untuk kanker; dan minum obat untuk melawan pengerasan arteri mereka.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Nasib Pria Jepang dengan Kondisi Langka, Tubuhnya Menua 10 Kali Lebih Cepat"