![]() |
Ilustrasi pasien sakit. (Foto: Getty Images/iStockphoto/kckate16) |
Dulu beberapa masalah kesehatan, seperti diabetes dan penyakit jantung, seringkali disebut sebagai 'penyakit orang tua'. Nyatanya, kini ada semakin banyak anak muda yang mengidap penyakit-penyakit kronis tersebut.
Kondisi ini disebabkan oleh adanya pergeseran gaya hidup tidak sehat, makanan serba instan, hingga tingkat stres yang semakin tinggi. Ini belum ditambah kurangnya aktivitas fisik yang menjadi salah satu faktor besar pencegahan penyakit serius.
Setidaknya ada lima masalah kesehatan yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia. Masalah kesehatan ini menjadi sorotan, lantaran juga semakin banyak anak muda yang mengalaminya. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum di Indonesia. Jika kondisi ini tidak ditangani dengan benar, maka dapat menyebabkan berbagai komplikasi berbahaya seperti penyakit jantung, stroke, hingga gagal ginjal.
Menurut data Survei Kesehatan Nasional (SKI) 2023, angka prevalensi hipertensi di Indonesia untuk orang-orang berusia 15 tahun ke atas berada di angka 29,2 persen.
Jika fokus pada kelompok anak muda, prevalensi hipertensi untuk usia 15-24 tahun di angka 9,3 persen dan usia 25-34 dengan 17,4 persen.
Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Berlian Idriansyah Idris, SpJP menuturkan masalah hipertensi memang semakin banyak dialami anak muda. Secara umum, masalah tekanan darah tinggi tidak menunjukkan gejala yang jelas.
Oleh karena itu, menurutnya pemeriksaan tekanan darah secara rutin perlu dilakukan.
"Bila sudah didiagnosis hipertensi, pemeriksaan diperlukan untuk melihat dampaknya pada organ, terutama jantung dan ginjal," kata dr Berlian dalam sebuah wawancara.
2. Penyakit Jantung
Menurut SKI 2023, prevalensi kasus penyakit jantung di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter ada di angka 0,85 persen. Untuk kelompok usia 15-24 tahun dan 25-34 tahun prevalensinya sama-sama 0,11 persen.
dr Berlian menambahkan masalah kardiovaskular, seperti penyakit jantung, juga semakin rentan dialami anak muda. Ini menurutnya berkaitan erat dengan perubahan gaya hidup tidak sehat dan beban stres lebih tinggi.
Kondisi ini bisa diperparah dengan kenyataan banyak anak muda masih jarang yang rutin memeriksakan kondisi jantungnya ke dokter.
"Masalah jantung kini banyak dialami anak muda karena gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang gerak, diet tinggi garam, lemak, dan gula," jelas dr Berlian.
"Sangat mungkin anak muda sering begadang, kurang tidur, yang diketahui berhubungan dengan masalah jantung," sambungnya.
3. Stroke
Stroke adalah kondisi medis serius yang terjadi saat pasokan darah ke otak terganggu, baik karena sumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Jika tidak ditangani segera, stroke dapat menyebabkan kelumpuhan, gangguan bicara, bahkan kematian.
Stroke tak hanya dialami oleh orang tua. Nyatanya menurut SKI 2023, diungkapkan prevalensi stroke pada kelompok usia 15-24 tahun berada di angka 0,1 persen, sedangkan kelompok usia 25-34 persen di angka 0,5 persen.
Ini berarti, 1 dari 1.000 anak muda usia 15-24 tahun mengalami stroke, sedangkan untuk kelompok 25-34 tahun ada 5 kasus tiap 1.000 orang.
Secara keseluruhan, prevalensi stroke untuk pasien di atas usia 15 tahun di Indonesia mencapai 8,3 persen.
Spesialis saraf dr Reza Aditya Arpandy, SpS menuturkan masalah stroke di usia muda rentan terjadi karena gaya hidup buruk dan faktor risiko yang tidak terkontrol. Padahal, penyakit stroke sebenarnya sangat mungkin dicegah.
"Stroke, termasuk pada usia muda, umumnya berkaitan dengan faktor risiko yang bisa dicegah, tekanan darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi (dislipidemia), gula darah tinggi (diabetes), merokok, obesitas, hingga kurangnya aktivitas fisik," katanya.
4. Diabetes Melitus
Kini juga semakin banyak ditemukan kasus diabetes melitus di Indonesia. Menurut SKI 2023, total prevalensi diagnosis diabetes melitus di Indonesia berada di angka berada di angka 2,2 persen. Sedangkan, dari pemeriksaan kadar gula darah, prevalensinya mencapai 11,7 persen.
Berdasarkan diagnosis diabetes dari dokter, kelompok usia 15-24 tahun memiliki prevalensi kurang dari 0,05 persen dan kelompok 25-34 tahun berada di angka 0,2 persen.
Sedangkan, berdasarkan pemeriksaan kadar gula darah, untuk kelompok usia 15-24 tahun prevalensinya di angka 1,8 persen, dan untuk kelompok 25-34 tahun di angka 5,3 persen.
Sama halnya dengan penyakit tidak menular lain, penyakit diabetes melitus, khususnya tipe dua, di usia muda berkaitan erat dengan pola hidup tidak sehat.
"Faktor pencetusnya memang obesitas dengan perilaku. Jadi semakin banyak orang diabetes dengan perilaku kesehatan kurang bagus. Dalam hal ini, konsumsi kalori berlebihan. Kalau bicara kalori tentu semua berasal dari karbohidrat, lemak, di antaranya gula simpel. Itu semua ada takarannya," kata dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD.
5. Penyakit Ginjal Kronis
Prevalensi kasus penyakit ginjal kronis di Indonesia menurut SKI 2023 ada di angka 0,18 persen. Sedangkan, untuk prevalensi penyakit ginjal kronis kelompok usia 15-24 ada di angka 0,02 persen, dan kelompok 25-34 dengan 0,07 persen.
Data juga menunjukkan proporsi pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis atau cuci darah. Sebanyak 16,2 persen pasien kelompok 15-24 tahun menjalani cuci darah, sedangkan untuk pasien kelompok usia 25-34 ada di angka 31,4 persen.
Beberapa waktu lalu sempat viral, kisah pria di Cianjur bernama Ridwan Fadhil mengidap gagal ginjal di usia 20 tahun pada 2022. Semenjak saat itu, ia harus menjalani prosedur cuci darah untuk mempertahankan kualitas hidupnya.
Ketika berbincang dengan detikcom, ia mengaku dulunya sangat suka minum manis. Ia juga sering begadang, jarang berolahraga, dan mengonsumsi junk food.
"Intinya jaga pola makan, pola minum sering-sering minum air putih, hindari minuman manis. Juga begadang itu juga ngaruh," katanya mengingatkan orang-orang untuk tidak melakukan hal yang serupa.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "5 Penyakit Serius yang Kini Banyak Menyerang Usia 20-an di Indonesia"