Hagia Sophia

02 October 2025

Ini Alasan Ilmiahnya Kenapa Menguap Bisa Menular

Ilustrasi ngantuk. (Foto: Thinkstock)

Menguap adalah refleks tak sadar yang melibatkan membuka mulut lebar-lebar, menarik napas dalam, dan diikuti hembusan napas. Ketika menguap, gendang telinga akan meregang dan mata akan terpejam.

Pernahkah menguap setelah melihat orang lain menguap? Hal ini nyatanya banyak dialami oleh orang-orang, sehingga dianggap sebagai hal yang 'menular'. Benarkah demikian?

Dikutip dari Medical News Today, ada beberapa teori yang melatarbelakangi fenomena ini. Teori yang paling populer adalah 'time of day' dan 'empati'.

Dalam teori time of day, disebutkan menularnya menguap mungkin dipengaruhi oleh jam berapa seseorang berada. Misalnya lebih mudah 'tertular' menguap di malam hari, karena tubuh sudah lelah, dibanding pagi atau siang.

Teori ini sekarang dianggap lemah di karena penelitian terbaru menunjukkan faktor waktu bukan penjelasan utama mengapa menguap bisa menular.

Teori lain yang lebih kuat adalah soal 'empati'. Kondisi penularan ini rupanya juga terjadi pada hewan.

Studi 2022 pada monyet red-capped mangabey menunjukkan mereka lebih sering menguap setelah melihat individu yang familiar menguap, baik sesama monyet maupun manusia. Ini mendukung peran ikatan sosial.

Namun, studi lain di tahun yang sama menemukan respons menguap tidak terlalu dipengaruhi oleh kedekatan atau kekerabatan dengan manusia. Faktanya, manusia bisa ikut menguap setelah melihat hewan lain menguap. Ini adalah bukti pertama menularnya menguap bisa terjadi lintas spesies (interspecies contagious yawning).

Meski begitu, penelitian lebih dalam perlu dilakukan untuk mengetahui secara pasti kenapa respons ini bisa muncul.

Sebenarnya kenapa kita bisa menguap? Hingga saat ini, belum ada penyebab secara pasti manusia menguap. Namun, peneliti memiliki beberapa teori.

Perubahan keadaan tubuh

Menguap sering dianggap tanda kantuk atau bosan, meski tidak selalu demikian. Saat menguap, detak jantung justru meningkat, yang menunjukkan bisa jadi menguap adalah tanda tubuh ingin lebih siaga, bukan lemah.

Secara umum, menguap mungkin merupakan cara tubuh untuk beralih dari satu keadaan kesadaran ke keadaan lain. Misalnya saat sebelum tidur sebagai sinyal tubuh siap istirahat, atau saat bosan tanda otak bergeser dari kondisi waspada tinggi ke tingkat lebih rendah.

Menguap juga dapat terjadi saat berpindah kondisi fisik, misalnya dari area bertekanan tinggi ke rendah. Tekanan bisa menumpuk di telinga, dan menguap membantu melepaskannya.

Fungsi pernapasan

Ada teori menguap terkait dengan kebutuhan oksigen. Menguap melibatkan tarikan napas besar dan peningkatan detak jantung, yang mungkin membantu tubuh membuang karbon dioksida berlebih dan mendapatkan oksigen segar.

Sebuah studi tahun 2022 mendukung teori ini, menyebut menguap penting untuk menjaga kesehatan saluran napas, fungsi pernapasan, tidur, dan keseimbangan otot. Namun, peneliti menekankan masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

Mendinginkan otak

Teori lain menyebut menguap berfungsi mendinginkan otak. Menguap membuat rahang meregang sehingga meningkatkan aliran darah ke wajah dan leher. Tarikan napas besar serta jantung yang berdetak cepat juga mempercepat sirkulasi darah dan cairan tulang belakang, sehingga membantu menurunkan suhu otak.

Studi 2021 menemukan hewan dengan otak lebih besar dan lebih banyak neuron cenderung menguap lebih lama. Ini mendukung hipotesis menguap membantu mendinginkan otak besar yang menghasilkan lebih banyak panas.

Namun, masih dibutuhkan riset lanjutan apakah fungsi utama menguap pada manusia memang untuk mendinginkan otak atau ada faktor lain yang lebih dominan.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kenapa Menguap Bisa 'Menular'? Ternyata Ini Alasan Ilmiah di Baliknya"