Hagia Sophia

09 October 2025

Kanker Vagina Langka Serang Remaja Usia 14 Tahun

Foto: Ilustrasi kanker pada vagina (Getty Images/Doucefleur)

Liliana Castaneda, seorang remaja berusia 14 tahun, menghadapi penyakit langka yang jarang ditemukan pada usia muda-kanker vagina.

Pada awal 2020, Castaneda mulai mengalami gejala-gejala aneh, termasuk bercak darah di celana dalamnya. Karena belum pernah mengalami menstruasi sebelumnya, ia mengira itu adalah tanda-tanda menstruasi yang mulai datang. Namun, pendarahannya tidak berhenti, bahkan semakin berat.

Pembalutnya harus diganti setiap 10-15 menit, dan dia merasa pusing serta sangat lelah, hingga mengarah pada anemia.

Dokter awalnya mengira pendarahannya disebabkan oleh stres akibat pandemi COVID-19, ditambah dengan perubahan besar dalam kehidupannya, seperti sekolah daring dan ayahnya yang terinfeksi COVID-19. Namun, meskipun diberikan alat kontrasepsi untuk menghentikan pendarahan, gejala tersebut terus berlanjut selama lima bulan.

Setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut, termasuk USG dan biopsi, Castaneda didiagnosis dengan karsinoma sel jernih, suatu bentuk kanker vagina langka yang umumnya terjadi pada wanita pascamenopause.

Tanda-tanda utama dari kanker ini adalah pendarahan abnormal di luar periode menstruasi atau setelah menopause, serta nyeri atau masalah dengan saluran kemih.

"Ini sangat mengejutkan," kata Castaneda. "Namun, meskipun saya takut, saya merasa lega akhirnya mendapat jawaban."

Kanker ini sangat jarang terjadi pada anak-anak, sehingga rumah sakit anak tidak dapat menangani kasusnya.

Castaneda pun dirujuk ke Northwestern Medicine dan dirawat oleh Dr Dario Roque, spesialis onkologi ginekolog. "Dia adalah pasien termuda yang pernah saya tangani untuk kanker jenis ini," kata Dr Roque.

Perawatan Intensif dan Pemulihan

Setelah didiagnosis, tumor pada vaginanya diketahui seukuran bola golf. Karena tumor terlalu besar untuk diangkat melalui operasi, Castaneda menjalani perawatan radiasi eksternal dan internal serta kemoterapi.

Totalnya, dia menjalani 30 sesi radiasi dan 5 kali kemoterapi. Meskipun proses pengobatan sangat intens, pendarahannya berhenti setelah perawatan tahap pertama.

Pada Maret 2021, Castaneda akhirnya dinyatakan bebas kanker, sebuah pencapaian yang memberi harapan dan kebahagiaan besar bagi dirinya dan keluarganya. "Saya sangat lega, saya bersyukur, dan saya senang," katanya.

Kini, Castaneda melanjutkan pendidikannya di jurusan keperawatan, terinspirasi oleh tim medis yang membantunya melewati masa-masa sulit.

Dia juga berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran tentang karsinoma sel jernih dan pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama ketika ada gejala yang tidak biasa.

"Jangan malu untuk memeriksakan diri jika ada yang terasa salah. Jangan pernah mengabaikan gejala apapun. Periksa saja, karena penanganan dini bisa menyelamatkan hidup," pesan Castaneda.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Remaja 14 Tahun Kena Kanker Vagina Langka, Biasa Menyerang Usia Menopause"