Hagia Sophia

09 June 2024

Ilmuwan Temukan Virus COVID-19 di Sperma dan Bisa Bertahan Hingga 110 Hari

Foto: Getty Images/iStockphoto

Ilmuwan menemukan virus COVID-19 dapat bertahan di dalam sperma selama 110 hari setelah terinfeksi. Dalam temuan yang dipublikasikan di jurnal Andrology, virus Sars-CoV-2 ternyata bisa bertahan berbulan-bulan di sampel air mani.

Dikutip dari IFL Science, peneliti mengumpulkan sperma dari 13 pasien COVID-19 yang memiliki gejala ringan sampai berat pada kelompok usia 21-50 tahun. Semuanya adalah pasien rawat inap di Rumah Sakit das Clínicas, Brasil, yang dijalankan oleh Fakultas Kedokteran Universitas São Paulo.

Sampel dianalisis hingga 90 hari setelah pasien dipulangkan dan 110 hari setelah diagnosis mereka. Tes PCR untuk SARS-CoV-2 dalam air mani menunjukkan hasil negatif pada semua kasus, namun ketika para peneliti mengamati sel sperma itu sendiri, mereka menemukan bukti adanya virus pada 72,7 persen sampel dari mereka yang mengidap COVID-19 sedang dan berat.

Berdasarkan hal ini, tim menyimpulkan bahwa 11 dari 13 pasien dalam sampel mereka menunjukkan tanda-tanda SARS-CoV-2 yang masih ada dalam sperma mereka hingga 110 hari setelah pertama kali didiagnosis menderita infeksi tersebut.

"Selain itu, kami menemukan bahwa sperma menghasilkan 'perangkap ekstraseluler' berdasarkan DNA inti. Dengan kata lain, materi genetik dalam nukleus terdekondensasi, membran sel sperma pecah, dan DNA dikeluarkan ke media ekstraseluler, membentuk jaringan serupa dengan yang dijelaskan sebelumnya dalam respons inflamasi sistemik terhadap SARS-CoV-2," beber penulis senior studi tersebut, Jorge Hallak, dalam sebuah pernyataan.

Perangkap semacam ini merupakan bagian penting dari respons imun, menangkap mikroba berbahaya, namun jika mereka menjadi terlalu aktif maka dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan. Peneliti berpendapat bahwa selama infeksi COVID-19, sperma mungkin "mengorbankan" diri mereka sendiri dengan memproduksi perangkap ini untuk membantu pertahanan tubuh.

Meskipun ini adalah penelitian kecil, Hallak menyarankan agar siapa pun yang ingin hamil, atau menggunakan spermanya untuk reproduksi terbantu, harus melakukan hal yang sama mungkin mempertimbangkan istirahat setidaknya enam bulan setelah tertular COVID-19.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Peneliti Temukan COVID-19 Bisa Bertahan di Sperma selama 110 Hari"