Hagia Sophia

09 July 2024

Ini Dampak Buruk Sedentary Lifestyle Terhadap Kesehatan

Foto: Ilustrasi bekerja di depan laptop (Getty Images/iStockphoto/fizkes)

Kemajuan teknologi telah membawa banyak kemudahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, di balik segala kenyamanan tersebut ada ancaman tersembunyi yaitu sedentary lifestyle.

Gaya hidup cenderung pasif atau sedentary lifestyle ini semakin banyak ditemui, terutama di kalangan masyarakat yang sering menghabiskan waktunya berjam-jam di depan layar. Padahal, aktivitas fisik bisa berdampak negatif pada kesehatan.

Sedentary lifestyle adalah saat seseorang menghabiskan enam jam atau lebih per hari untuk duduk dan berbaring. Mengutip laman Health Partners, orang dalam gaya hidup ini kurang dalam melakukan aktivitas fisik yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, sedentary behavior adalah perilaku duduk atau berbaring sepanjang hari di luar waktu tidur. Dalam sedentary lifestyle, aktivitas fisik sangatlah minim dan menghasilkan sedikit kalori terbakar.

Contoh dari Sedentary Lifestyle yaitu pekerja kantor yang duduk sepanjang hari di depan laptop atau komputer, kemudian bersantai di depan televisi atau ponsel sebelum tidur. Rutinitas ini ternyata berisiko.

Dampak Buruk dari Sedentary Lifestyle

Sedentary Lifestyle memiliki dampak yang serius pada kesehatan. Mulai dari kesehatan fisik hingga mental.

1. Penyakit Jantung
Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penyakit jantung. Risiko ini dapat mencakup kardiomiopati yang mempengaruhi cara jantung memompa darah dan penyakit arteri koroner.

Keduanya bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah yang kaya oksigen ke jantung. Memang, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan penyakit ini, namun faktor penyebab utamanya adalah kurang gerak.

2. Kolesterol Tinggi
Kolesterol adalah zat mirip lemak yang dibutuhkan tubuh dalam membangun sel-sel sehat. Kolesterol baik (HDL) membantu membuang kolesterol jahat (LDL) dari aliran darah.

Aktivitas gerak yang kurang dapat menyebabkan tingginya kadar kolesterol jahat dan kolesterol baik yang tidak mencukupi. Hal ini bisa menyebabkan pengerasan arteri, masalah pembuluh darah, dan masih banyak lagi.

3. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi ketika darah mengalir terlalu kuat ke seluruh tubuh, sehingga jantung bekerja terlalu keras. Perlu diketahui bahwa jantung yang bekerja terlalu keras membuat pembuluh darah melemah.

4. Diabetes
Insulin berperan dalam mengatur kadar gula darah dan metabolisme tubuh, serta membantu tubuh menggunakan gula untuk energi. Kurangnya aktifitas gerak dalam jangka waktu lama bisa mengakibatkan resistensi insulin dan berpotensi terkena diabetes tipe 2.

Umumnya, diabetes tipe 2 dialami oleh orang dewasa, namun anak-anak juga bisa mengalaminya. Aktivitas fisik, penurunan berat badan, dan pola makan yang baik bisa membantu mengatasi kondisi ini.

5. Obesitas
Kurang gerak menyebabkan sedikit kalori yang terbakar. Orang dewasa dan remaja disarankan untuk melakukan 2,5 jam aktivitas fisik per minggu untuk menghindari risiko penyakit jantung.

6. Masalah pada Pembuluh Darah Vena
Saat tubuh tidak cukup bergerak, aliran darah akan lebih lambat, dan dapat mengakibatkan masalah yang berhubungan dengan vena. Beberapa masalah tersebut yaitu seperti varises dan spider vein.

Kedua kondisi tersebut dapat menjadi tanda awal bahwa vena mengalami kesulitan untuk mendorong darah kembali ke jantung. Aktifitas fisik yang rendah juga memungkinkan pembekuan darah di salah satu vena (Trombosis vena).

7. Stres, Kecemasan, dan Depresi
Ketika aktif secara fisik, otak melepaskan serotonin, yaitu zat kimia peningkat suasana hati di otak. Tanpa aktivitas fisik, serotonin yang dilepaskan akan berkurang. Saat ini terjadi, kamu mungkin hanya memiliki lebih sedikit perasaan positif dan motivasi.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Waspadai Sedentary Lifestyle, Ini 7 Dampak Buruknya Terhadap Kesehatan"