Hagia Sophia

25 July 2024

Supaya Warga Bisa Kerja Lebih Lama, China Naikan Batas Usia Pensiun

Ilustrasi lansia di China. (Foto: thinkstock)

China secara bertahap akan menaikkan usia pensiun menurut undang-undang-undang, yang saat ini disebut merupakan salah satu dengan usia pensiun terendah. Hal ini dilakukan agar masyarakat dapat bekerja lebih lama seiring dengan upaya mengurangi tekanan yang melonjak terhadap anggaran pensiun.

Hal ini disampaikan dalam kebijakan penting untuk mempertajam strategi memerangi penurunan angka kelahiran dan populasi yang semakin menua. Penurunan yang terjadi terjadi dua tahun berturut-turut hingga 2023 dan diprediksi akan terus menurun selama beberapa dekade.

"Sejalan dengan prinsip partisipasi sukarela dengan fleksibilitas yang sesuai, kami akan memajukan reformasi untuk secara bertahap menaikkan usia pensiun menurut undang-undang dengan cara yang bijaksana dan tertib," kata pihak berwenang dikutip dari Japan Times, Selasa (23/7/2024).

Reformasi yang diuraikan dalam dokumen tersebut diperkirakan akan selesai pada 2029.

Pada saat ini usia pensiun bagi laki-laki di China berada di usia 60 tahun. Sedangkan bagi perempuan yang bekerja kantoran di usia 55 dan 50 tahun bagi perempuan yang bekerja di pabrik.

Pembuat kebijakan mengatakan rencana menaikkan usia pensiun sudah dibahas selama dua tahun terakhir. Namun, perubahan ini akan menjadi pertama kalinya pekerja dapat memilih untuk terus bekerja.

Otoritas kesehatan nasional memperkirakan jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas akan meningkat dari 280 juta menjadi lebih dari 400 juta pada tahun 2035. Jumlah itu setara dengan gabungan seluruh populasi Inggris dan Amerika Serikat saat ini.

Penasihat senior Dana Populasi Pembangunan PBB Michael Herrman mengatakan bahwa hal ini umum dilakukan oleh sebuah negara sebagai respons terhadap tekanan demografis untuk menjaga dana pensiun. Ini juga dilakukan untuk memperlambat potensi penyusutan angkatan kerja.

"Ini adalah instrumen kebijakan standar dan melakukan hal ini secara bertahap akan sangat masuk akal. Penting bagi kita untuk melakukan hal ini dengan cara yang fleksibel," katanya.

Para ekonom mengatakan sistem pensiun China saat ini, yang bergantung pada menyusutnya angkatan kerja aktif untuk membayar dana pensiun bagi semakin banyak pensiunan, tidak berkelanjutan dan perlu direformasi.

Menurut data Kementerian Keuangan China, 11 dari 31 yurisdiksi tingkat provinsi di China mengalami defisit anggaran pensiun. Akademi Ilmu Pengetahuan China yang dikelola negara memperkirakan sistem pensiun akan kehabisan uang pada tahun 2035.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kelahiran Drop, China Malah Naikkan Usia Pensiun Biar Warga Kerja Lebih Lama"