Hagia Sophia

26 August 2024

Ini Ciri-ciri Ruam HIV Serta Gejalanya

Ilustrasi HIV. Foto: iStock

Ruam adalah gejala umum pada orang yang mengidap human immunodeficiency virus (HIV). Selain ruam yang muncul sebagai tanda awal HIV, penderitanya juga berisiko mengalami jenis ruam lainnya.

Menurut Verywell Health, sekitar 90% orang dengan HIV akan mengalami masalah kulit yang berhubungan dengan virus tersebut. Lantas, apa saja ciri-ciri dari ruam HIV? Apa saja jenis ruam lainnya yang berkaitan dengan HIV?

Ciri-ciri Ruam HIV

Kebanyakan orang yang mengidap HIV akan mengalami ruam. Gejala ini umum terjadi dalam waktu 2-6 minggu setelah terpapar virus HIV.
  • Bersifat makulopapular, artinya ditandai dengan makula, area kulit datar dan berubah warna dan papula, dan benjolan kecil yang menonjol
  • Ruam menyerang bagian atas tubuh
  • Kemungkinan ada sariawan di mulut atau di alat kelamin
  • Area yang teriritasi mungkin terasa gatal dan nyeri
  • Pada kulit terang, ruam terlihat kemerahan atau berubah warna. Sementara pada kulit gelap, warnanya ungu tua.
Selain ruam, ada beberapa gejala HIV lainnya di tahap awal. Berikut di antaranya:
  • Gejala mirip flu, seperti demam dan nyeri tubuh
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Diare
  • Sakit kepala.

Ruam Lainnya yang Terkait dengan HIV

Selain ruam yang muncul sebagai tanda awal HIV, ada jenis ruam lainnya yang mungkin dialami oleh penderita penyakit tersebut. Berikut di antaranya.

1. Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik umum dialami oleh orang yang terkena HIV. Gejala ini paling sering terjadi di tahap awal ketika CD4 (Sel darah putih yang penting untuk melawan infeksi) dalam darah berada di sekitar 400.

Saat mengalami dermatitis seboroik, kulit terlihat bersisik, bengkak dan gatal. Biasanya, gejalanya terjadi pada area kulit yang banyak mengandung kelenjar sebasea, yaitu kelenjar minyak, seperti pada kulit kepala. Pada penderita HIV, dermatitis seboroik seringkali muncul lebih parah. Kondisi ini cenderung menyebar.

2. Folikulitis Eosinofilik
Folikulitis eosinofilik adalah kondisi peradangan kulit. Pada orang dengan HIV, folikulitis eosinofilik juga menjadi salah satu kondisi kulit yang umum dialami. Gejalanya berupa:
  • Gatal
  • Kemerahan
  • Pustula (benjolan berisi nanah).
  • Biasanya, folikulitis eosinofilik menyerang wajah, kulit kepala, leher, dan badan.
3. Virus Herpes
Mengutip laman WebMD, herpes juga umum terjadi pada orang yang mengalami HIV dan AIDS. Herpes zoster bisa menyebabkan ruam kulit menyakitkan yang bisa menutupi seluruh sisi tubuh.

4. Moluskum Kontagiosum
Infeksi virus ini menyebabkan benjolan kecil yang bisa muncul di mana saja pada tubuh, meski biasanya tidak ada di tangan atau telapak kaki. Penyakit ini menular dengan sentuhan kulit, berbagi handuk atau sprei, hingga dengan menyentuh benda yang sama.

Biasanya benjolan ini hilang dengan sendirinya. Tapi, bagi orang yang terkena HIV, benjolan mungkin lebih besar dan lebih sulit diobati.

5. Sarkoma Kaposi
Sarkoma kaposi adalah jenis kanker kulit. Bentuknya seperti bintik-bintik gelap yang mungkin berwarna coklat, ungu, atau merah.

6. Sifilis
Sifilis pada dasarnya adalah infeksi menular seksual yang menyebar melalui hubungan seksual baik oral maupun vaginal. Jika tidak segera diobati, penderitanya bisa mengalami ruam, terutama di telapak kaki dan telapak tangan. Kondisi tersebut terjadi 2 sampai 8 minggu setelah terinfeksi.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Mengenal Ruam Kulit HIV, Waspadai Gejalanya!"