Hagia Sophia

29 August 2024

Panic Buying Terjadi Jepang, Banyak yang Antre Sebelum Toko Buka

Warga Jepang panic buying beras. (Foto: AFP/PHILIP FONG)

Panic buying terjadi di Jepang. Sejumlah warga ramai-ramai memborong beras menjelang libur panjang nasional selama sepekan dan di balik adanya peringatan gempa besar hingga topan.

Banyak toko yang menuliskan permintaan agar warga membeli produk dengan bijak.

"Agar banyak pelanggan dapat membeli, kami meminta Anda untuk membeli satu [karung beras] sehari per keluarga," demikian pengumuman salah satu toko makanan di Tokyo.

Warga Antre Sebelum Toko Buka

Pekerja di toko lain juga mengeluhkan hal yang kurang lebih sama. "Kami sama sekali tidak dapat membeli beras, dan tidak ada kesempatan untuk membeli dalam waktu dekat, karena stok-stok di toko cepat habis."

Pekerja di toko Fresco itu mengatakan stok harian bahkan sudah 'ludes' di pagi hari.

"Pelanggan mengantre sebelum toko buka, tetapi tumpukan karung, yang masing-masing berisi 10 kilogram, selalu terjual habis pada pagi hari," katanya.

Menteri Pertanian Tetsushi Sakamoto mengimbau agar masyarakat atau warganya tetap tenang dan tidak panic buying pada Selasa (27/8), dikutip dari JapanToday.

"Harap tenang dalam aktivitas pembelian, sebaiknya hanya membeli beras sesuai kebutuhan," kata Sakamoto, sambil menekankan situasi kekurangan pasokan akan teratasi secara bertahap.

Beras sangat populer dalam budaya Jepang, dan panennya beras bahkan membentuk lanskap negara itu, hingga sempat digunakan sebagai mata uang pada abad ke-7.

Total rata-rata konsumsi tahunan Jepang berkisar tujuh juta ton per tahun, beras masih menjadi makanan pokok yang paling banyak dikonsumsi di negara itu.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Cerita Warga Jepang Ramai-ramai Borong Beras, Antre Sebelum Toko Buka"