Hagia Sophia

13 September 2024

Polusi Udara Bisa Bikin Pria Mandul?

Ilustrasi polusi udara (Foto: detikcom files)

Sebuah studi baru yang dilakukan oleh para peneliti Denmark berjudul "Long term exposure to road traffic noise and air pollution and risk of infertility in men and women: nationwide Danish cohort study", mengungkapkan hubungan yang mengkhawatirkan antara paparan jangka panjang polusi udara partikulat halus PM2.5 dengan risiko kemandulan yang lebih tinggi pada pria.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal medis The BMJ pada 4 September 2024 itu juga menemukan bahwa kebisingan lalu lintas jalan raya dikaitkan dengan risiko kemandulan yang lebih tingi pada wanita berusia di atas 35 tahun.

Dikutip dari Guardian, studi ini dengan memilih peserta yang secara aktif berusaha untuk hamil, sehingga mereka lebih mungkin berisiko mengalami infertilitas.

Total responden ada 526.056 pria dan 377.850 wanita usia 30-45 tahun, memiliki kurang dari dua anak, hidup bersama atau menikah, dan tinggal di Denmark antara tahun 2000 dan 2017.

Mereka yang telah didiagnosis infertilitas dan individu yang telah menjalani prosedur pencegahan kehamilan tidak diikutsertakan dalam studi ini.

Para peneliti juga menghitung rata-rata tahunan konsentrasi PM2.5 dan tingkat kebisingan lalu lintas jalan di tempat tinggal masing-masing peserta dari tahun 1995 hingga 2017 dan mencatat diagnosis infertilitas dari daftar pasien nasional.

Hasilnya studi tersebut menemukan bahwa 16.172 pria dan 22.672 wanita didiagnosis infertilitas selama periode tindak lanjut 18 tahun, dengan durasi rata-rata lebih dari empat tahun.

Setelah memperhitungkan berbagai faktor yang berpengaruh seperti pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan, ditemukan bahwa paparan PM2.5 dalam kadar yang lebih tinggi selama lima tahun menyebabkan peningkatan risiko infertilitas sebesar 24 persen pada pria berusia 30-45 tahun. Menariknya, PM2.5 tidak dikaitkan dengan infertilitas pada wanita.

Di sisi lain, peningkatan rata-rata kebisingan lalu lintas jalan raya sebesar 10,2 desibel selama lima tahun dikaitkan dengan risiko infertilitas sebesar 14 persen lebih tinggi pada wanita berusia di atas 35 tahun. Sejauh ini tidak ada hubungan antara kebisingan dan infertilitas pada wanita berusia 30-35 tahun.

Sementara pada pria, kebisingan lalu lintas jalan ditemukan terkait dengan risiko infertilitas yang sedikit lebih tinggi pada kelompok usia 37-45 tahun, tetapi tidak pada mereka yang berusia 30-37 tahun.

Studi tersebut menemukan bahwa risiko infertilitas akibat kebisingan pada wanita dan infertilitas akibat PM2.5 pada pria secara konsisten lebih tinggi di berbagai lingkungan tempat tinggal dan status sosial ekonomi.

Meskipun ini adalah studi observasional dan tidak dapat membuktikan hubungan sebab akibat, ukuran sampel yang besar dan penggunaan data kesehatan dan tempat tinggal yang andal, beserta model yang tervalidasi untuk menilai tingkat polusi dan kebisingan, menjadikan temuan ini signifikan.

Penting dicatat bahwa studi baru ini tidak memiliki informasi tentang faktor gaya hidup dan paparan kebisingan serta polusi udara di tempat kerja dan selama kegiatan rekreasi, dan pasangan yang tidak berusaha untuk hamil mungkin juga diikutsertakan. Meskipun ada keterbatasan ini, para peneliti mampu memperhitungkan berbagai faktor sosial dan ekonomi yang penting.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Studi Baru Bawa Kabar Nggak Enak soal Polusi Udara, Bisa Bikin Pria Mandul"