Hagia Sophia

18 October 2024

Kondisi Langka: Pria Ini Miliki 3 Penis

Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/Penelope Graßhoff

Peneliti mahasiswa di Fakultas Kedokteran University of Birmingham, Inggris, membuat 'penemuan tak terduga' saat membedah cadaver. Diketahui, itu merupakan jenazah seorang pria berusia 78 tahun yang memang disumbangkan untuk keperluan medis.

Setelah dipelajari, peneliti menemukan pria tersebut memiliki tiga penis. Kelainan bawaan langka ini disebut sebagai triphallia.

"Triphallia, kelainan bawaan langka yang menggambarkan keberadaan tiga batang penis yang berbeda, hanya dilaporkan satu kali dalam literatur," tulis para peneliti dalam Journal of Medical Case Reports bulan ini.

"Kelainan morfologi penis ini mungkin tidak teridentifikasi selama hidupnya. Namun, ia mungkin hidup dengan defisit fungsional karena anatomi abnormal di daerah tersebut, yang mungkin mencakup infeksi saluran kemih, disfungsi ereksi, atau masalah kesuburan," sambungnya.

Kasus ini menjadi kejadian cacat lahir langka kedua yang pernah terdokumentasi. Sebelumnya, pada 2020 kasus triphallia pertama pernah dilaporkan terjadi pada bayi yang baru lahir.

Dalam laporan terbaru ini, disebutkan bahwa pasien adalah seorang pria kulit putih dengan tinggi sekitar 182 cm. Dari pemeriksaan luar, pria tersebut memiliki kondisi genitalia normal.

Tetapi, saat dilakukan pembedahan ditemukan adanya dua penis supernumerary kecil yang tersembunyi di dalam kantung skrotum. Penis primer dan sekunder berbagi uretra, yang mengalir melalui penis sekunder sebelum melewati penis primer.

"Struktur seperti uretra tidak ditemukan pada penis supernumerary terkecil," tulis para penulis.

Umumnya, organ genital berkembang pada usia kehamilan 4-7 minggu. Penis akan berkembang dari tuberkulum genital dan dikendalikan oleh dihidrotestosteron (DHT).

Kelainan genetik yang mempengaruhi ekspresi reseptor androgen dapat menyebabkan kelainan morfologi genital. Dalam kasus ini, mungkin terjadi triplikasi tuberkulum genital.

"Uretra awalnya berkembang di penis sekunder. Namun, ketika penis ini gagal berkembang, uretra mengalihkan jalurnya dan berkembang di penis primer sebagai gantinya," jelas para peneliti.

"Sementara penis tersier adalah sisa dari tuberkulum genital yang triplikasi," tambahnya.

Para peneliti mencatat bahwa perbedaan fenotipik antara penis tambahan yang dilaporkan dalam literatur medis sangat bervariasi, mungkin karena berbagi penyebab patofisiologis.

Dalam hampir semua kasus duplikasi penis eksternal, yang biasanya dikaitkan dengan kelainan bawaan lainnya, ahli bedah memutuskan untuk mengangkat penis tambahan. Namun, duplikasi penis internal biasanya diidentifikasi di kemudian hari dengan adanya disfungsi seksual, gejala obstruktif urinaria, dan inkontinensia urin di masa dewasa.

"Kami tidak dapat memastikan bahwa dalam kasus ini cacat tersebut tidak diketahui dalam kehidupan, karena ada riwayat perbaikan hernia inguinalis," tulis mereka.

"Karena sifat uretra yang berliku-liku, kateter urine akan terbukti sulit untuk dipasang. Jika cacat tersebut telah diketahui selama hidupnya, cacat tersebut mungkin tidak akan tersentuh karena tidak adanya gejala dan sifatnya yang jinak," tambahnya.

Mengingat tidak adanya gejala dan kebutuhan medis tambahan, para peneliti menduga bahwa penis internal yang tersembunyi ini mungkin tidak muncul dengan sendirinya. Sehingga, tidak ada diagnosis awal terkait kondisi ini.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Peneliti Temukan Pria 78 Tahun Alami Kondisi Langka, Punya Tiga Penis"