Hagia Sophia

20 June 2025

BMKG Sebut Indonesia Masuki 'Kemarau Basah', Apa Artinya?

Musim kemarau basah terjadi di Indonesia. (Foto: Getty Images/iiievgeniy)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut Indonesia memasuki musim 'kemarau basah' yang diperkirakan akan berlangsung hingga Agustus 2025. Kemarau basah adalah fenomena ketika hujan masih turun secara berkala di musim kemarau.

Saat kemarau basah, ada risiko penyakit yang bisa muncul seperti DBD dan diare. Di samping itu kemarau basah juga bisa mempengaruhi kesehatan kulit.

Spesialis dermatologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Hanny Nilasari, SpDVE mengatakan kemarau basah berpotensi meningkatkan munculnya dermatitis atopik dan biang keringat terutama mereka dengan kondisi kulit sensitif.

"Orang-orang yang mengalami kondisi kulit yang sangat kering kemudian juga sangat sensitif itu pastinya akan terganggu di masa itu. Karena seharusnya kan dia fasenya sudah kemarau tapi karena kelembabannya tinggi jadi makanya pelembab itu sangat penting digunakan sehari-hari," kata dr Hanny.

Orang dengan riwayat eksim atau dermatitis atopik akan cenderung terpengaruh dengan fenomena kemarau basah. Oleh karena itu, dr Hanny menyarankan untuk menggunakan pelembap yang memiliki bahan aktif seperti oat dan ceramide untuk mengatasi permasalahan kulit yang muncul akibat kemarau basah.

Penggunaan pelembap dengan bahan ceramide juga cenderung aman dipakai setiap hari. Agar efeknya maksimal, pelembab disarankan digunakan 5-10 menit setelah mandi.

"Karena itulah, penting sekali untuk melembapkan kulit sensitif dengan bahan yang dapat membantu menghidrasi kulit, meredakan iritasi, mendukung perbaikan kulit dan melindungi kulit dari pemicu iritasi," jelas dr Hanny.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Fenomena Kemarau Basah Terjadi di Indonesia, Bisa Begini Efeknya ke Kulit"