Hagia Sophia

20 June 2025

Serangan Israel Bikin RS di Iran Kewalahan Tangani Pasien

Foto: Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS Purchase Licensing Rights

Korban luka di rumah sakit Imam Khomeini di Teheran, Iran, terus bertambah sejak Jumat (13/6/2025). Pada Minggu malam, serangan Israel di Ibu Kota Iran membuat rumah sakit kewalahan menangani korban perang, bahkan seorang dokter menggambarkan situasi tersebut sebagai 'pertumpahan darah'.

"Itu pertumpahan darah. Kami kewalahan oleh kekacauan dan jeritan anggota keluarga yang berduka. Puluhan orang dengan luka yang mengancam jiwa, luka ringan, dan bahkan jenazah dibawa ke rumah sakit," kata seorang dokter di unit gawat darurat rumah sakit itu kepada Guardian pada hari Senin.

Saat pertempuran antara Israel dan Iran memasuki hari keempat, rumah-rumah sakit di Iran mulai dipenuhi korban luka, membebani fasilitas medis dan tenaga kesehatan yang sudah kelelahan. Staf medis menggambarkan suasana kacau penuh darah dan terus berdatangan korban seiring semakin intensifnya serangan Israel.

"Saya melihat balita, remaja, orang dewasa, hingga lansia. Para ibu yang berdarah-darah masuk terburu-buru membawa anak-anak mereka yang terkena serpihan bom," kata dokter itu, seraya menambahkan beberapa orang tua baru menyadari bahwa mereka juga terluka setelah meletakkan anak mereka.

Banyak korban yang mengalami cedera, mulai dari serpihan logam yang menancap di tulang paha dan jaringan lunak sekitar panggul, pendarahan internal, hingga luka bakar yang parah. Hal ini dikarenakan banyak warga yang berada di dekat lokasi saat bom Israel dijatuhkan, sehingga tubuh mereka dipenuhi serpihan logam mematikan.

Peperangan ini bermula ketika Israel meluncurkan ratusan serangan udara ke Iran pada Jumat dini hari, yang diklaim sebagai upaya mencegah Iran memperoleh senjata nuklir. Iran membalas dengan rudal dan drone, dan kekerasan antara kedua negara terus meningkat sejak saat itu.

Otoritas Iran pada Senin pagi menyebutkan 1.277 orang telah dilarikan ke rumah sakit yang dikelola universitas di seluruh negeri, 224 di antaranya meninggal dunia.

Namun, dokter di Rumah Sakit Imam Khomeini menyebutkan jumlah korban sebenarnya kemungkinan lebih tinggi. Di rumah sakit tempat ia bekerja, banyak ranjang disiapkan untuk unit perawatan intensif, sementara pasien dengan luka ringan dialihkan ke klinik lain.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Hossein Kermanpour, menyatakan lebih dari 90 persen korban adalah warga sipil. Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengklaim Israel hanya menyerang target-target milik pemerintah Iran.

Di sisi lain, pihak berwenang Iran mengklaim Israel telah membombardir sebuah rumah sakit di Kermanshah, Iran barat, hingga melukai sejumlah pasien. Sebuah video dramatis menunjukkan seorang penyiar televisi melarikan diri di tengah siaran langsung saat bom Israel menghantam stasiun TV pemerintah pada Senin malam.

"Ada banyak korban tewas, tapi saya tidak tahu siapa saja mereka atau berapa jumlahnya. Kami tidak tahu mana yang merupakan aparat rezim - saya hanya berusaha menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin," kata seorang tenaga medis di rumah sakit kota Karaj, barat Tehran, secara anonim.

Ia menyalahkan Israel karena menyerang wilayah permukiman, namun juga mengkritik pemerintah Iran yang dinilai tidak peduli terhadap keselamatan warga sipil.

Staf medis menggambarkan pemandangan anak-anak usia empat tahun yang tulangnya patah akibat ledakan di dekat mereka. Mereka kelelahan dan diminta bekerja bergantian tanpa henti karena korban terus berdatangan dari rumah sakit lain.

"Kami bahkan belum sempat makan atau minum. Saya khawatir setelah pagi ini, akan lebih banyak jenazah yang datang," ujar tenaga medis tersebut.

Iran juga dilaporkan telah meminta negara-negara Teluk pada Senin untuk membujuk Donald Trump agar membantu memediasi gencatan senjata dengan Israel, namun situasi di lapangan belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

"Tiga hari terakhir membangkitkan kenangan mengerikan," kata dokter di Rumah Sakit Imam Khomeini.

"Ini mengingatkan saya pada gambaran Perang Iran-Irak. Luka-lukanya sangat mengerikan dan kami seolah-olah bekerja di rumah sakit darurat di medan perang."


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Mencekam! RS di Iran Kewalahan Tangani Korban Serangan Israel"