Hagia Sophia

19 August 2025

Akibat Mati Listrik, Pasien Ini Meninggal saat Jalani Operasi Jantung

Foto ilustrasi: Getty Images/shapecharge

Seorang pasien wanita meninggal dunia selama operasi jantung. Pasien tersebut diketahui bernama Jean Dye, wanita berusia 77 tahun.

Laporan kematiannya baru dirilis oleh Prevention of Future Deaths, setelah melakukan investigasi selama lima tahun atas kematian Dye.

Kejadian berawal pada September 2020, Dye mengunjungi Rumah Sakit Umum Scunthorpe di Inggris untuk dirawat karena penyakit jantung yang diidapnya. Ia menjalani intervensi koroner perkutan, yang dikenal sebagai angioplasti dengan pemasangan stent.

Tindakan yang dilakukan adalah operasi invasif minimal untuk membuka arteri jantung yang tersumbat dengan menggunakan tabung kecil permanen yang disebut stent.

Koroner senior Paul Smith menjelaskan, selama prosedur tersebut dokter hanya memiliki waktu terbatas untuk memasang stent. Namun, di tengah jalannya operasi, ruang operasi tiba-tiba mengalami pemadaman listrik yang berlangsung sekitar 10 menit.

"Hilangnya daya listrik menghilangkan kemampuan untuk menghasilkan gambar sinar-X, dan akibatnya menghambat prosedur pemasangan stent hingga daya kembali menyala," terangnya dalam laporan yang dikutip dari People, Minggu (17/8/2025).

Smith mengatakan tidak ada penyebab yang jelas terkait hilangnya daya dan tidak ada aktivasi sirkuit secara manual. Staf, yang kabarnya belum pernah mengalami situasi seperti itu sebelumnya, kemudian terpaksa menunggu teknisi datang untuk memulihkan daya listrik.

Setelah daya listrik pulih, dokter dapat menyelesaikan pemasangan stent. Tetapi, Dye 'gagal pulih' hingga meninggal dunia.

Penyebab kematiannya dipastikan sebagai diseksi arteri iatrogenik selama intervensi koroner perkutan.

"Berdasarkan keseimbangan probabilitas, Nyonya Dye akan selamat jika tidak ada hilangnya daya listrik," demikian pernyataan laporan tersebut.

Smith kemudian mengirimkan laporan tersebut ke NHS Inggris dan Eksekutif Pelayanan Kesehatan, memberi mereka waktu hingga 28 Agustus 2025 untuk menanggapi. Ia menyarankan untuk segera mengambil tindakan untuk mencegah kejadian ini terulang kembali.

Daftar kekhawatirannya mencakup fakta bahwa tombol reset terletak di tempat lain di rumah sakit. Tidak ada lampu atau indikator di ruang operasi yang mengonfirmasi bahwa sirkuit telah aktif.

"Menurut saya, ada risiko kematian di masa mendatang dapat terjadi, kecuali jika tindakan diambil. Seandainya staf mengetahui penyebab pasti hilangnya daya pada kejadian ini, dan mereka memiliki kesempatan untuk mereset sirkuit tanpa perlu menunggu kedatangan teknisi, yang kemudian harus datang ke ruang instalasi terpisah, waktu henti kemungkinan besar akan berkurang secara signifikan," beber Smith.

"Meskipun tidak mungkin untuk mengatakan bahwa waktu tambahan yang dihabiskan pada kejadian ini berpengaruh pada pasien yang bertahan hidup atau tidak, mungkin ada kasus-kasus di masa mendatang di mana selisih waktu yang tipis tersebut sangat krusial," pungkasnya.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Tragis! Pasien Meninggal Dunia saat Jalani Operasi Jantung Akibat Mati Listrik"