Hagia Sophia

14 July 2024

Kasus Langka, Ada Janin Terperangkap di Kepala Anak Umur 1 Tahun

Penampakan janin 18 cm di dalam tengkorak anak 1 tahun. (Foto: American Journal of Case Reports)

Dokter di China melaporkan kasus baru tak biasa. Seorang anak perempuan berusia 1 tahun lahir dengan satu janin yang 'terperangkap' di dalam kepalanya.

Ahli bedah saraf langsung melakukan operasi pasien yang mengalami pembengkakan kepala parah dan keterlambatan perkembangan itu. Namun, ia meninggal dalam waktu dua minggu karena kerusakan pada otaknya terlalu parah.

Dikutip dari American Journal of Case Reports, kondisi langka ini secara ilmiah dikenal sebagai fetus in fetu atau janin dalam janin.

Sejauh ini, dokter masih belum memahami apa penyebabnya. Namun, mereka mengetahui bahwa kondisi ini terjadi selama perkembangan di dalam rahim, saat kembar identik terbentuk dari dua sel telur yang tidak terbelah sepenuhnya.

Kemudian, salah satu kembarannya terjebak di dalam tubuh anak tersebut. Janin itu terus berkembang hingga terbentuk beberapa anggota tubuhnya.

Dalam laporan ini, dokter menemukan beberapa kelainan tengkorak pada embrio saat usia di minggu ke-33. Pada minggu ke-37, bayi itu lahir melalui operasi caesar dengan kondisi kepala yang lebih besar.

Setahun kemudian, anak itu dibawa ke Rumah Sakit Internasional Universitas Peking dengan kondisi kepala bengkak dan perkembangannya tidak normal.

Anak itu sering mengompol dan mengalami berbagai masalah pada perkembangannya. Misalnya seperti sulit berdiri, tidak bisa mengangkat kepalanya, dan tidak bisa mengucap kata lainnya selain 'ibu'.

Melihat itu, dokter melakukan MRI pada kepalanya dan menemukan adanya massa berdiameter 13 cm di tengkoraknya. Dalam massa tersebut, terlihat adanya bongkahan tulang yang panjang.

Pada titik ini, dokter memutuskan melakukan operasi untuk mencoba menghilangkan massa tersebut. Mereka menidurkan anak tersebut dan melakukan kraniotomi, menghilangkan sebagian tengkoraknya.

Di dalamnya, mereka menemukan kapsul putih berisi cairan kental berwarna coklat dan embrio yang belum matang. Janin itu memiliki tulang belakang dan tulang, serta permulaan mulut, mata, rambut, lengan bawah, tangan dan kaki, dengan panjang janin mencapai 18 cm.

Hal ini menyebabkan 'kompresi jaringan otak yang parah'. Pasien tidak pernah bangun, dan terus menggunakan alat bantu hidup sambil diguncang kejang setelah operasi.

Dua belas hari setelah operasi, keluarga memutuskan untuk melepaskan alat bantu hidupnya.

"Penyebab malformasi ini 'masih menjadi misteri'. Namun, bisa jadi terkait dengan pencemaran lingkungan, genetika, suhu rendah, paparan pestisida selama kehamilan atau masalah pembelahan sel telur," tulis penulis penelitian.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kasus Tak Biasa, Ramai Penampakan Janin 18 Cm di Kepala Anak 1 Tahun"