Hagia Sophia

24 August 2024

Kasus Pertama Mpox Kemungkinan Terdeteksi di Thailand, Waspadai Penularannya

Foto ilustrasi: Shutterstock

Departemen Pengendalian Penyakit (DCD) Thailand mendeteksi kemungkinan kasus pertama Mpox varian yang lebih berbahaya, yakni clade 1b. Kabar itu diumumkan pada Rabu (21/8/2024).

Dikutip dari Bangkok News, pasien tersebut merupakan seorang pria asal Eropa berusia 66 tahun yang berdomisili di Thailand. Ia bekerja di Afrika, tempat kasus Mpox muncul.

Ia tiba kembali di Thailand dari Afrika pada 14 Agustus 2024. Namun, paginya ia mengalami demam dan menyadari adanya sejumlah ruam kecil dan didiagnosis terinfeksi Mpox.

Dari pemeriksaan awal disebutkan bahwa jenis Mpox yang diidapnya bukan clade 2. Petugas kesehatan sedang menunggu hasil tes lebih lanjut untuk memastikan apakah itu clade 1b atau bukan. Sejauh ini, pasien tidak memiliki gejala yang serius.

Lantas, Seperti Apa Beda Gejala Clade Mpox 1b dan 2b?

Spesialis penyakit dalam dan konsultan penyakit infeksi dr Robert Sinto SpPD, K-PTI dari RSCM, mengatakan clade 1b kini memang sangat diwaspadai karena disebut memiliki angka kematian yang lebih tinggi.

Clade 1b
dr Robert mengatakan gejala clade 1b Mpox biasanya sangat rapi, mulai dari demam dan belum ada ruam sama sekali. Sekitar 2-3 hari berikutnya, baru muncul ruam kulit pertama.

"Kemudian, kalau clade Ib gejala perubahan kulitnya sangat sistematis, rapi dalam waktu yang lebih lama," terang dr Robert dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.

Awalnya, terjadi kemerahan pada kulit hingga muncul bintil berisi air dan perbedaan pada perubahan lesi. Selanjutnya, muncul luka cekungan dan dan itu terjadi progresif dalam hitungan hari atau minggu.

Umumnya, gejala ruam Mpox clade 1b akan bisa menyebar ke lebih banyak permukaan kulit, seperti di wajah, kemudian ke badan, lengan, hingga menutup seluruh kulit.

Clade 2b
Pada clade 2b, umumnya tidak terjadi demam dan muncul ruam, kemerahan, serta bintil di kulit.

"Ini agak menyimpang dengan cerita klasik Mpox yang dimiliki oleh clade Ib," kata dr Robert.

Gambaran ruam pada clade 2b juga lebih bervariasi, seperti bintil berisi air hingga cekungan di kulit. Bintil dan ruam ini juga hanya muncul di beberapa bagian tubuh saja, seperti tangan, mulut, dan area kemaluan.

Gejala Clade 1 Bisa Lebih Parah

Dikutip dari Times of India, gejala pada clade 1 umumnya lebih parah dengan tingkat komplikasi yang lebih tinggi. Misalnya seperti ensefalitis, pneumonia, gangguan pernapasan, serta infeksi bakteri.

"Pasien sering mengalami ruam kulit yang lebih parah, lesi yang lebih besar, dan limfadenopati yang lebih parah. Tingkat penularan antarmanusia juga lebih tinggi, terutama melalui droplet pernapasan dan kontak dekat," kata Dr Tushar Tayal, konsultan penyakit dalam di Rumah Sakit CK Birla, Gurugram.

Mpox clade 1 juga memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi, berkisar 1 hingga 10 persen. Direktur senior penyakit dalam di Rumah Sakit Fortis, Noida, Dr Ajay Agarwal, menjelaskan biasanya kondisi ini menyebabkan gejala lebih parah, seperti demam tinggi, sakit kepala parah, mialgia, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Sementara pada clade 2, gejalanya cenderung lebih ringan dan kemungkinan muncul komplikasinya kecil. Pasien seringkali memiliki lesi kulit yang tidak terlalu parah dan lebih sedikit gejala sistemik.

Tingkat keparahannya juga kurang menular dibandingkan clade 1, dengan penularan antarmanusia yang lebih rendah. Selain itu, tingkat kematian clade 2 juga kurang dari 1 persen, sehingga tidak terlalu mematikan.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ada Suspek Mpox 'Ganas' di Thailand, Waspadai Gejala dan Penularannya"