Hagia Sophia

11 August 2024

Menurut Riset: Kanker Lebih Banyak 'Serang' Gen X-Milenial

Foto: iStock

Anggapan kanker hanya menyerang usia lanjut mulai memudar. Analisis di banyak negara menunjukkan kanker bahkan semakin meningkat lebih cepat di usia muda ketimbang kelompok dewasa.

Para ilmuwan di American Cancer Society mengonfirmasi tren kenaikan tersebut di berbagai jenis kanker. Statistik secara umum menunjukkan gen X atau milenial lebih mungkin mengalami penyakit kanker jenis tertentu ketimbang orangtua mereka atau baby boomer.

Setengah dari 34 jenis kanker yang diteliti menunjukkan data demikian. Untuk kanker pankreas dan ginjal misalnya, tingkat kanker di antara mereka yang lahir pada 1990, dua hingga tiga kali lipat lebih tinggi, daripada mereka yang lahir di 1955.

Para akademisi yang menerbitkan temuan mereka di Lancet Public Health pekan lalu mengatakan ini adalah pergeseran generasi dalam risiko kanker. Pergeseran tersebut memiliki implikasi yang mendalam.

Hyuna Sung, ahli epidemiologi yang berbasis di Atlanta di American Cancer Society, bekerja sama dengan rekan-rekannya untuk menggali data registrasi kanker Amerika pada lebih dari 23 juta orang yang didiagnosis dengan 34 jenis kanker antara 2000 dan 2019. Para peneliti juga memanfaatkan registrasi yang mencatat lebih dari 7 juta kematian akibat 24 jenis kanker selama periode yang sama.

Data tersebut diurutkan menurut tahun kelahiran, dengan pasien dikelompokkan dalam interval lima tahun dari tahun 1920 hingga 1990. Penelitian sebelumnya oleh American Cancer Society dan kelompok lain telah menemukan bukti beberapa kanker termasuk kolorektal (atau usus), pankreas, ginjal, kandung empedu dan testis meningkat pada usia di bawah 50-an. Sung dan rekan-rekannya menemukan pola yang sama juga terjadi.

Di antara kondisi baru yang meningkat pada generasi muda adalah kanker usus halus, kanker hati pada wanita, dan kanker anus pada pria. Dalam beberapa kasus, angka kematian meningkat seiring dengan kejadian, termasuk kanker kolorektal, hati (pada wanita), dan testis.

"Temuan ini menyadarkan karena menunjukkan peningkatan risiko kanker pada generasi muda bukan sekadar artefak akibat deteksi dan diagnosis kanker yang lebih sering," kata Sung.

"Sebaliknya, ini menunjukkan peningkatan risiko kanker yang nyata pada tingkat populasi, dengan peningkatan kejadian yang cukup besar, lebih besar daripada peningkatan kelangsungan hidup kanker."

Temuan Faktor Gaya Hidup dan Mikroplastik

Jeffrey Meyerhardt, kepala peneliti klinis di Dana-Farber Cancer Institute, Universitas Harvard, yang baru-baru ini membuka klinik yang berfokus pada mereka berusia di bawah 50 tahun dengan kanker kolorektal, mengatakan kemungkinan ada faktor risiko yang tidak teridentifikasi. Namun, ada juga faktor risiko yang diketahui, seperti perilaku tidak banyak bergerak, perubahan pola makan, ditambah meningkatnya angka obesitas dan diabetes.

Faktor-faktor yang sama tersebut dapat mengganggu mikrobioma usus, keseimbangan bakteri internal yang dianggap memengaruhi kesehatan dan kekebalan tubuh. "Tetapi perubahan (mikrobioma) tersebut dan cara membalikkan atau memperbaikinya tidak diketahui secara pasti," kata Meyerhardt.

Namun, hal yang membingungkan, banyak pasien muda di klinik baru tersebut dalam kondisi baik, berolahraga secara teratur, dan makan dengan sehat.

Tahun lalu, peneliti Selandia Baru menunjukkan bahwa mikroplastik, yang sekarang ditemukan di mana-mana banyak yang tertelan sejak bayi dan seterusnya, dapat mengganggu lapisan usus. Prevalensi polusi mikroplastik sejak tahun 1960-an, partikel plastik kecil berasal dari produk konsumen dan penguraian limbah industri, memiliki alur waktu yang tepat dan mungkin menjelaskan efek gabungan antar generasi, tetapi perlu penyelidikan lebih lanjut.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Duh, Kanker Lebih Banyak 'Serang' Gen X-Milenial Ketimbang Boomer! Ini Risetnya"