Hagia Sophia

18 September 2024

Efek Negatif dari Perselingkuhan Dapat Melampaui Rasa Sakit Emosional

Perselingkuhan bisa memicu dampak jangka panjang (Foto: Getty Images/iStockphoto/Tero Vesalainen)

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Social and Personal Relationships menemukan bahwa efek negatif dari diselingkuhi oleh pasangan dapat meluas melampaui rasa sakit emosional. Para peneliti menemukan bahwa individu yang pernah diselingkuhi cenderung melaporkan masalah kesehatan kronis yang lebih buruk, dan efek ini terus berlanjut bahkan ketika mereka berada dalam hubungan baru yang positif.

Perselingkuhan adalah bentuk pengkhianatan romantis yang umum dan menghancurkan. Sebuah meta-analisis menunjukkan bahwa sekitar 34% pria dan 24% wanita pernah melakukan perselingkuhan di beberapa titik dalam hidup mereka. Mengingat prevalensinya, banyak peneliti telah mengeksplorasi efek psikologisnya, termasuk peningkatan kecemasan, depresi, dan penurunan harga diri.

Ini merupakan studi pertama yang memberikan bukti jelas bahwa diselingkuhi dapat berdampak jangka panjang pada penyakit kronis, dengan menekankan bahwa dampak pengkhianatan romantis melampaui tekanan emosional. Penyakit kronis mengacu pada kondisi jangka panjang seperti penyakit jantung, radang sendi, dan migrain, yang dapat dipengaruhi oleh stresor psikologis.

Penelitian yang dilakukan oleh Dr Eunicia Hoy dan Vincent Oh dari Singapore University of Social Sciences baru-baru ini melakukan studi untuk menyelidiki dampak kesehatan jangka panjang dari perselingkuhan. Mereka menggunakan data dari 2.579 orang dewasa AS yang diambil dari studi Midlife Development in the United States (MIDUS), sampel yang mewakili negara.

Temuan tersebut menunjukkan hubungan yang jelas antara pengalaman perselingkuhan pasangan dan kesehatan yang lebih buruk. Bahkan setelah mengendalikan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, dan tingkat pendidikan, peserta yang pernah diselingkuhi lebih mungkin melaporkan masalah kesehatan kronis, seperti migrain yang terus-menerus atau masalah jantung, dibandingkan mereka yang tidak pernah mengalami perselingkuhan.

Bahkan dilaporkan mereka yang memiliki support system yang kuat tampaknya tidak mengurangi risiko penyakit kronis yang bisa muncul akibat diselingkuhi.

"Kami berharap menemukan bahwa, mungkin, sumber dukungan sosial lain setidaknya akan mengurangi kaitan kesehatan kronis dengan perselingkuhan. Sayangnya, hal ini tidak terjadi berdasarkan temuan kami," beber peneliti.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Studi Baru Ungkap Dampak Perselingkuhan, Ternyata Separah Ini bagi Kesehatan"