Hagia Sophia

25 October 2024

Mesir Terbebas dari Penyakit Malaria Setelah 100 Tahun

Ilustrasi nyamuk. (Foto: thinkstock)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan sertifikasi bebas malaria kepada Mesir setelah negara itu berjuang selama 100 tahun untuk mengeradikasi penyakit mematikan tersebut.

"Malaria setua peradaban Mesir itu sendiri, tetapi penyakit yang menjangkiti firaun kini menjadi bagian dari sejarahnya," kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip dari laman resmi WHO.

WHO menambahkan pencapaian ini merupakan hasil dari upaya selama hampir 100 tahun oleh pemerintah dan rakyat Mesir untuk mengakhiri penyakit yang telah ada di negara tersebut sejak zaman dahulu.

Sertifikasi bebas malaria diberikan ketika suatu negara dapat membuktikan bahwa rantai penularan telah terputus selama setidaknya tiga tahun berturut-turut. Untuk mendapatkan sertifikasi dari WHO, suatu negara juga harus menunjukkan kapasitas untuk mencegah penularan kembali.

Dalam pernyataannya, WHO memuji "pemerintah dan rakyat Mesir" atas upaya mereka untuk "mengakhiri penyakit yang telah ada di negara itu sejak zaman kuno."

WHO menyatakan bahwa Mesir adalah negara ketiga yang disertifikasi di Wilayah Mediterania Timur, setelah Uni Emirat Arab dan Maroko.

Malaria telah ada di Mesir sejak 4000 SM, dengan bukti genetik penyakit ini ditemukan pada mumi Tutankhamun dan mumi Mesir kuno lainnya.

Usaha awal untuk mengurangi kontak manusia-nyamuk di Mesir dimulai pada tahun 1920-an ketika negara itu melarang penanaman padi dan tanaman pertanian di dekat rumah. Mengingat sebagian besar penduduk Mesir tinggal di sepanjang tepi Sungai Nil dan prevalensi malaria mencapai 40%, negara tersebut menetapkan malaria sebagai penyakit yang wajib dilaporkan pada tahun 1930 dan kemudian membuka stasiun pengendalian malaria pertamanya yang berfokus pada diagnosis dan pengobatan.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Setelah 100 Tahun, Mesir Berhasil Terbebas dari Penyakit Malaria"