Hagia Sophia

25 October 2024

Seks Oral Disebut Jadi Penyebab Meningkatnya Kasus Kanker Tenggorokan di AS

Ilustrasi. (Foto: Getty Images/bymuratdeniz)

Selama dua dekade terakhir, kanker tenggorokan menjadi salah satu jenis kanker yang terus meningkat pesat, khususnya di negara barat. Dari sekian banyak faktor, kebiasaan seks oral disebut-sebut menjadi salah satu pemicunya.

Sebagai contoh misalnya di Amerika Serikat, data tahun 2001-2017 menunjukkan peningkatan rata-rata sebesar 2,7 persen per tahun pada pria. Sedangkan pada wanita ada peningkatan sekitar 0,5 persen per tahun.

Untuk di Inggris, kasus baru kanker orofaring yang diidentifikasi mencapai 3 ribu kasus setiap tahunnya. Data menunjukkan bahwa 70 persen kanker orofaring dikaitkan dengan infeksi HPV.

Kanker orofaring merupakan salah satu jenis kanker tenggorokan yang biasa muncul di area amandel dan bagian belakang tenggorokan.

Dikutip dari Science Alert, penyebab utama dari kanker ini adalah human papillomavirus (HPV), yang juga menjadi penyebab utama kanker serviks. Di beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Inggris, kanker orofaring bahkan lebih umum dibandingkan kanker serviks.

HPV umumnya ditularkan secara seksual. Khusus pada kasus kanker orofaring, faktor risiko berkaitan dengan kebiasaan oral seks. Kebiasaan ini juga akan lebih berisiko apabila seseorang memiliki kebiasaan ganti-ganti pasangan.

Mereka yang memiliki enam atau lebih pasangan seks oral seumur hidup memiliki kemungkinan 8,5 kali lebih besar mengidap kanker orofaring, dibandingkan mereka yang tidak melakukan seks oral.

Sebuah studi tren perilaku mengungkapkan seks oral sangat lazim di beberapa negara. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada 1.000 orang yang menjalani operasi amandel karena alasan non-kanker di Inggris, 80 persen melaporkan pernah melakukan seks oral beberapa kali.

Untungnya hanya ada sedikit orang dari orang-orang tersebut yang mengalami kanker orofaring. Teori yang berlaku adalah sebagian besar dari mereka sebenarnya terinfeksi HPV, namun tubuh dapat menyembuhkan sepenuhnya.

Sejumlah orang yang tidak mampu menghilangkan infeksi tersebut diduga memiliki masalah pada aspek tertentu pada sistem kekebalan tubuh mereka.

Pada pasien tersebut, virus tersebut mampu bereplikasi terus-menerus. Seiring waktu virus berintegrasi pada posisi acak ke dalam DNA inang, beberapa di antaranya dapat menyebabkan sel inang menjadi kanker.

Vaksin HPV pada saat ini digunakan banyak negara untuk mencegah kanker serviks. Diharapkan vaksin ini juga dapat efektif bekerja mencegah infeksi HPV di dalam mulut.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Waduh, Seks Oral Disebut Jadi Biang Kerok Kasus Kanker Tenggorokan Naik di AS"