Ilustrasi penyakit autoimun Foto: Getty Images/iStockphoto/helivideo |
Penyakit autoimun terjadi saat sistem imun secara keliru menyerang tubuh alih-alih melindunginya. Sistem imun seharusnya membasmi zat-zat berbahaya yang masuk ke tubuh. Pada orang dengan kondisi ini, sistem kekebalan tubuh salah mengenali zat tersebut dan malah merusak jaringan yang sehat.
Dilansir Cleveland Clinic, para ahli tidak tahu persis penyebab penyakit autoimun. Namun beberapa faktor yang meningkatkan risiko terserang penyakit ini, antara lain jenis kelamin, riwayat keluarga, infeksi virus, dan faktor lingkungan.
Ada lebih dari 100 penyakit autoimun. Kondisi ini mampu mempengaruhi hampir seluruh jaringan dan organ tubuh, meliputi sendi, kulit, sistem pencernaan, hingga hormon. Temukan contoh penyakit autoimun di bawah ini.
Jenis-jenis Penyakit Autoimun
Mengutip Medical News Today dan Healthline, berikut beberapa contoh penyakit autoimun berdasarkan jaringan atau organ yang dipengaruhinya:
Kulit
Psoriasis
Psoriasis menyebabkan kulit memproduksi terlalu banyak sel kulit baru. Sel kulit yang seharusnya tumbuh dan mengelupas saat tidak dibutuhkan, malah menumpuk dan membentuk bercak bersisik yang meradang.
Bercak kulit psoriasis biasanya muncul di kepala, siku, dan lutut serta dapat terasa nyeri dan gatal. Orang dengan penyakit autoimun ini terkadang juga mengalami psoriasis arthritis yang menyebabkan peradangan sendi.
Vitiligo
Vitiligo menyebabkan kulit kehilangan pigmen warnanya. Vitiligo non-segmental termasuk penyakit autoimun yang gejalanya muncul bercak putih atau terang pada sebagian kulit tangan, kaki, lengan, hingga wajah.
Darah
Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik merupakan salah satu jenis anemia yang terjadi akibat sistem imun menghancurkan sel darah merah sehingga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. Gejalanya meliputi lesu, lemas, pusing, sakit kepala, sesak napas, tangan atau kaki dingin, dan kulit atau bagian putih mata menguning.
Sistem Pencernaan
Penyakit Radang Usus (IBD)
Penyakit ini menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran usus sehingga menimbulkan iritasi dan rasa nyeri. Bentuk IBD paling umum yaitu penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.
Gejala penyakit radang usus, mencakup sakit perut, diare yang terkadang berdarah, serta buang air besar yang menyakitkan atau sulit.
Penyakit Celiac
Penyakit celiac terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap gluten sehingga menyerang bagian saluran pencernaan dan menyebabkan peradangan. Gluten dapat ditemukan dalam makanan seperti roti, pasta, dan produk gandum serta biji-bijian lain.
Jika pengidap penyakit ini mengkonsumsi gluten, mereka mungkin mengalami gejala: diare, sembelit, perut kembung dan nyeri, muntah, dan pendarahan perut.
Sistem Endokrin
Diabetes Tipe 1
Pada diabetes tipe 1, sistem imun menyerang sel-sel di pankreas yang memproduksi insulin. Insulin adalah hormon yang mengontrol kadar gula darah. Tanpa hormon tersebut, kadar gula seseorang akan terus tinggi dan sehingga dapat merusak pembuluh darah serta organ seperti jantung, ginjal, mata dan saraf.
Sejumlah gejala yang bisa terjadi pada pengidap penyakit ini, mencakup sering ingin buang air kecil, kerap merasa haus, terus merasa lapar, lelah berlebih, kesemutan di tangan atau kaki, kulit kering dan gatal, serta penyembuhan luka yang lambat.
Penyakit Addison
Penyakit ini mempengaruhi kelenjar adrenal yang memproduksi hormon kortisol, aldosteron, dan androgen. Kekurangan kortisol mempengaruhi cara tubuh menggunakan dan menyimpan karbohidrat serta glukosa.
Apabila kekurangan aldosteron, kadar natrium tubuh menurun dan kalium dalam darah meningkat. Gejala penyakit addison meliputi gula darah rendah, lelah, lemas, dan penurunan berat badan.
Sistem Saraf
Sklerosis Multipel
Pada penyakit ini, sistem imun secara keliru menyerang selubung mielin yang melindungi saraf. Sehingga menyebabkan kerusakan yang mempengaruhi transmisi pesan antara otak dan sumsum tulang belakang ke dan dari seluruh tubuh.
Sklerosis multipel dapat menimbulkan gejala kesulitan berjalan atau lumpuh, lemas ekstrem, penglihatan menghilang, serta kesemutan pada lengan, tangan, kaki, dan telapak kaki.
Sendi dan Otot
Rematik
Pada rheumatoid arthritis atau rematik, sistem kekebalan tubuh malah menyerang lapisan sendi sehingga menyebabkan peradangan. Umumnya penyakit autoimun ini menyerang persendian di tangan, pergelangan tangan, dan lutut.
Gejala rematik meliputi nyeri dan sakit di persendian, sendi kaku dan bengkak, serta benjolan jaringan di bawah kulit, biasanya di dekat siku.
Lupus
Penyakit ini menyebabkan sistem imun dapat merusak banyak organ dan jaringan di seluruh tubuh sehingga menyebabkan peradangan. Peradangan dapat terjadi di kulit, sendi, ginjal, hingga jantung.
Gejala lupus paling umum, mencakup sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri dada, ruam, sesak napas, hingga bengkak pada lengan, kaki, atau wajah.
Itu tadi 10 contoh penyakit autoimun berdasarkan jaringan atau organ yang dipengaruhinya. Sebagai informasi, penyakit autoimun termasuk kondisi kronis yang gejalanya dapat muncul selama sisa hidup. Meski begitu, gejalanya bisa diobati dan terkadang bisa sembuh.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "10 Contoh Penyakit Autoimun yang Paling Umum Terjadi"