Hagia Sophia

30 September 2025

Apa Dampaknya Bila Orang Tidak Miliki Kantong Empedu?

Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/PALMIHELP)

Hidup tanpa kantung empedu mungkin terdengar mengkhawatirkan bagi sebagian orang. Pengangkatan kantung empedu bisa dilakukan karena infeksi, peradangan (kolesistitis), batu empedu, dan polip kantung empedu.

Setelah diangkat tubuh bisa berfungsi normal, tapi ada sejumlah perubahan yang bisa dirasakan. Apa saja dampak dari diangkatnya kantung empedu?

Apa Fungsi Kantong Empedu?

Kantung empedu adalah organ pencernaan kecil yang terletak di perut, tepat di belakang hati. Organ ini terhubung ke hati melalui saluran yang mengalirkan empedu dari hati melalui saluran hepatik ke dalam kantung empedu, dan ke duodenum.

Kantung empedu berfungsi sebagai tempat penyimpanan empedu, zat yang membantu tubuh memecah makanan dan mencerna lemak. Saat makan, kantung empedu melepaskan sebagian empedu ke usus halus, tempat empedu mulai bekerja memecah lemak.

Dampak Tak Ada Kantong Empedu

Tanpa kantong empedu, empedu tidak memiliki tempat untuk berkumpul. Sebaliknya, hati melepaskan empedu langsung ke usus halus. Dikutip dari laman Healthline, hal ini memungkinkan tubuh tetap bisa mencerna sebagian besar makanan.

Akan tetapi, makanan berlemak, berminyak, atau berserat tinggi dalam jumlah besar akan sulit dicerna. Hal ini bisa menyebabkan:
  • Gas
  • Kembung
  • Diare
Selain itu, dikutip dari laman Very Well Health, banyak orang yang menjalani operasi pengangkatan kantung empedu (kolesistektomi) mengalami resolusi total gejala kolesistitis, yaitu tidak lagi merasakan:
  • Nyeri hebat di perut kanan atas
  • Nyeri yang menjalar ke punggung atau di bawah tulang belikat kanan
  • Rasa sakit yang memburuk saat menarik napas dalam atau setelah makan
  • Kotoran yang encer dan pucat
  • Perut kembung
  • Mual atau muntah
  • Penyakit kuning

Risiko Pengangkatan Kantung Empedu

Tingkat keberhasilan operasi pengangkatan kantung empedu relatif tinggi, dengan sebanyak 75% individu mengalami pengurangan gejala secara total dalam beberapa bulan dan 96% mengalami perbaikan gejala dalam waktu satu tahun.

Namun, beberapa data menunjukkan bahwa orang yang telah menjalani pengangkatan kantung empedu memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kondisi yang disebut dengan sindrom pasca kolesistektomi.

1. Risiko Sindrom Metabolik dan Penyakit Jantung
Kantung empedu adalah organ yang menerima, menyimpan, dan mendistribusikan cairan pencernaan yang diproduksi hati empedu. Penelitian telah menunjukkan bahwa pengangkatan kantong empedu dapat menyebabkan perubahan parah pada metabolisme Anda, yang menyebabkan kondisi yang disebut sindrom metabolik

Pada gilirannya, sindrom metabolik (ditandai dengan tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kolesterol tinggi, dan terlalu banyak lemak tubuh di sekitar pinggang) secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

2. Risiko Diabetes Tipe 2
Empedu memainkan peran penting dalam metabolisme glukosa (pemecahan gula darah) yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Organ ini membantu menurunkan gula darah dengan merangsang pelepasan insulin dari pankreas. Tugas utama insulin adalah memindahkan glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh untuk menghasilkan energi.

Pengangkatan kantong empedu bisa mengganggu proses ini, sehingga meningkatkan kadar gula darah dan risiko diabetes tipe 2.

Sebuah studi menyimpulkan, kolesistektomi secara independen meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 20% dibandingkan dengan populasi umum. Pada mereka yang mengalami obesitas, risikonya bahkan lebih tinggi, sekitar 45%.

3. Sindrom Pasca Kolesistektomi
Sindrom pasca kolesistektomi (PCS) adalah munculnya gejala perut setelah menjalani pengangkatan kandung empedu. Sindrom ini memengaruhi hingga 40% pasien yang telah menjalani kolesistektomi, baik sesekali maupun terus-menerus. Hingga 10% kasus, PCS merupakan kondisi kronis seumur hidup

Pada pengidap sindrom ini, banyak gejala yang kolesistitis yang bisa muncul kembali, seperti mual, muntah, sakit perut, kembung, gas, diare, dan nyeri terus menerus.

Penyesuaian pola makan bisa membantu mengelola gejala PCS. Untuk mereka yang mengalami batu empedu, kolesistektomi ulang mungkin diperlukan.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bisakah Seseorang Hidup Tanpa Kantung Empedu? Ini Penjelasannya"