![]() |
Foto ilustrasi: Istock |
Spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi onkologi medik, dr Eka Widya Khorinal, SpPD, KHOM, FINASIM, mengungkapkan kanker kolorektal di Indonesia yang awalnya banyak dialami oleh usia di atas 50 tahun. Tetapi, kini sudah mulai bergeser ke orang-orang yang usianya di bawah 50 tahun.
"Beberapa tempat itu menyebutkan bahwa sudah makin banyak kejadian kanker kolorektal di usia muda, 30-40 tahun sudah kena kanker kolorektal. Nah, jadi harus hati-hati dengan apa yang sudah kita makan dan kita lakukan selama setidaknya 10 tahun terakhir," tutur dr Eka pada detikcom, usai konferensi pers ROICAM 12 (The Role of Internet In Cancer Management) di Jakarta Pusat, Sabtu (27/9/2025).
Tidak hanya pada laki-laki, dr Eka mengatakan kanker kolorektal atau kanker usus besar ini bisa terjadi pada perempuan. Tentunya, dipengaruhi faktor gaya hidup, pola makan, hingga lingkungan.
Namun, kanker kolorektal ini tidak seperti kanker yang gejalanya bisa terlihat langsung. Di kebanyakan kasus, kanker ini baru didiagnosis saat sudah stadium lanjut.
Maka dari itu, dr Eka mengingatkan beberapa gejala yang mungkin terjadi karena kanker kolorektal. Baik oleh orang di atas usia 50 maupun anak-anak muda.
"Pertama, kalau gejala kanker kolorektal itu, yang harus diwaspadai adalah kalau terjadi perubahan defekasi atau perubahan pola buang air besar (BAB) saja, itu sudah hati-hati," kata Dr Eka.
"Apakah dia (tinja) lebih encer, lebih keras, atau berdarah, dan lain-lain," terangnya.
Kedua, gejala kanker kolorektal yang bisa muncul adalah anemia atau kekurangan sel darah merah yang berulang-ulang. Apalagi jika disertai dengan perubahan berat badan yang tidak wajar, sementara makannya baik-baik saja.
Ketiga adalah perubahan nafsu makan, yang biasanya dialami oleh pasien-pasien yang kondisinya sudah lanjut. Nafsu makan kadang-kadang terganggu hingga nyeri perut yang berulang-ulang, meski sudah minum obat yang standar.
"Ada beberapa kasus kanker kolorektal itu kadang-kadang diagnosis awalnya adalah dispepsia, kalau umumnya di Indonesia namanya gastritis atau maag. Jika sudah diobati dengan obat standar nggak beres-beres juga, harus hati-hati mungkin perlu dievaluasi lebih lanjut dengan pembedahan penunjang seperti USG, CT scan, dan sebagainya," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Gen Z Juga Berisiko Kena Kanker Usus Besar, Waspadai Gejala Ini"