Hagia Sophia

31 October 2025

Dokter Bedah Ini Ditahan Akibat Bawa Anak 12 Tahun Ikut Bor Tengkorak Pasien

Ilustrasi. (Foto: Getty Images/shapecharge)

Seorang ahli bedah otak di Austria ditangkap setelah mengajak anaknya yang berusia 12 tahun untuk mencoba mengebor tengkorak salah satu pasien. Semua berawal pada Januari tahun lalu, seorang pria mengalami cedera otak traumatis akibat kecelakaan di hutan.

Ia lantas dilarikan ke Regional Graz Hospital, untuk menjalani operasi penyelamatan jiwa secara darurat. Operasi tersebut sebenarnya berjalan dengan sukses, tapi seorang ahli bedah dilaporkan meminta putrinya yang berusia 12 tahun membantu prosedur tersebut.

Pada Oktober tahun ini, Pengadilan Distrik Graz-East mengungkapkan operasi tersebut dilakukan oleh seorang dokter dan seorang dokter pelatihan. Sementara, ahli bedah saraf yang membawa anaknya masuk ruang operasi masih berstatus residen (masa pelatihan).

Kasus ini mulai muncul setelah ada laporan anonim yang masuk ke Kejaksaan. Laporan itu disampaikan ke Kejaksaan sekitar April 2024. Semenjak saat itu, investigasi mulai dilakukan.

Rincian soal kejadian selanjutnya berbeda-beda menurut laporan. Namun, anak itu dikabarkan ditinggalkan bersama rekan junior ketika sang ahli bedah bergeser meninggalkan meja operasi untuk menerima panggilan telepon.

Menurut dakwaan, anak itu diberikan bor medis untuk membuat lubang di tengkorak pasien guna pemasangan alat probe. Jaksa Julia Steiner menyatakan sang ibu bahkan bangga anaknya sudah bisa mengebor tengkorak pasien.

Meski operasi berjalan baik, dakwaan menyebut risikonya tidak dapat diremehkan. Baik dokter dan ahli bedah saraf menyatakan tidak bersalah atas tuduhan menyebabkan cedera ringan.

"Tindakan tersebut menunjukkan kurangnya rasa hormat luar biasa terhadap pasien," ungkap Julia dikutip dari Unilad, Senin (27/10/2025).

Pengacara sang ahli bedah, Bernhard Lehofer, membela kliennya mengatakan anak itu sebenarnya tidak melakukan apapun. Dokter yang bersangkutan sepenuhnya mengendalikan alat operasi. Ia mengakui membawa anak ke ruangan operasi bukanlah tindakan yang tepat, tapi Lehofer menegaskan kliennya menanggung akibat kesalahan itu selama hampir 2 tahun.

Sementara itu, pengacara dokter lain yang juga terlibat, Michael Kropiunig, menyatakan kliennya tidak tahu usia anak tersebut.

"Dia hanya mengizinkan anak itu meletakkan tangannya di atas tangannya sendiri saat menggunakan bor, tapi hal itu tidak relevan dalam perkara pidana," ujar Kopriunig.

Mengenai bagaimana insiden itu terjadi, dokter tersebut mengaku menjelang akhir operasi, sang ahli bedah saraf bergeser meninggalkan meja operasi untuk menerima telepon. Saat itu, anak sang ahli bedah bertanya, 'boleh aku membantu?' dan ketika ia menanyakan pada ibunya, sang ibu menjawab, 'kenapa tidak?'.

Meski tidak bisa memastikan posisi tangan anak itu, pengadilan mendengar anak tersebut menaruh tangannya di atas tangan dokter yang memandu bor tersebut.

Sang ibu juga dituduh membujuk rekannya untuk menyangkal apabila ditanya tentang kejadian itu. Ia menjelaskan putrinya berada di kantornya hampir sepanjang hari, tapi mengikutinya masuk ke ruang operasi ketika ia dipanggil, dan ia mengizinkannya tetap di sana.

Dokter bedah itu membantah melihat langsung momen pengeboran tersebut, dengan alasan berada di bagian belakang ruangan dan sedang teralihkan perhatiannya. Ketika jaksa menanyakan apakah ia menekan rekan sejawatnya untuk 'tetap diam' ia menjawab, 'saya hanya ingin melindunginya'.

Putusan kasus ini ditunda hingga 10 Desember 2025.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dokter Bedah Ditahan Usai Ketahuan Ajak Anak 12 Tahun Bor Tengkorak Pasien"