Hagia Sophia

13 June 2025

Mengenal COVID-19 XFG yang Bikin Kasus di India Meningkat

Corona di India. (Foto: AP Photo)

Konsorsium Genomik SARS-CoV-2 India, INSACOG, mengungkap temuan varian COVID-19 baru yang dikenal sebagai XFG. Varian ini telah terdeteksi pada 163 orang di seluruh India.

INASCOG menelusuri seluruh India melalui 54 laboratorium agar dapat menemukan langkah yang tepat dalam mengatasi varian XFG ini. Apa itu varian XFG?

Dikutip dari India Today, XFG adala subvarian rekombinan dari virus SARS-CoV-2 yang berarti terbentuk dari campuran dua varian sebelumnya. Varian XFG ini pertama kali ditemukan di Kanada.

Dalam kasus ini, LF.7 dan LP.8.1.2 telah bergabung hingga membentuk varian XFG. Varian rekombinan muncul saat seseorang terinfeksi dua jenis virus yang berbeda secara bersamaan, dan virus tersebut saling mencocokkan materi genetiknya.

XFG diklasifikasikan dalam keluarga Omicron, yang telah dominan secara global sejak akhir 2021.

Sebagian besar kasus ini, sekitar 159 kasus, terdeteksi pada Mei 2024. Sementara masing-masing dua dilaporkan pada April dan Juni. Menurut INSACOG, varian XFG telah ditemukan di beberapa wilayah bagian di India, yakni:
  • Maharashtra 89 kasus
  • Tamil Nadu 16 kasus
  • Kerala 15 kasus,
  • Gujarat 11 kasus
  • Andhra Pradesh 6 kasus
  • Madhya Pradesh 6 kasus
  • Benggala Barat 6 kasus
Apa yang Membedakan XFG dari Varian Sebelumnya?

Ilmuwan India mengamati XFG dengan seksama karena adanya mutasi tertentu pada spike proteinnya, yakni bagian yang membantu virus menempel dan memasuki sel manusia.

Menurut laporan yang dipublikasikan di The Lancet, mutasi tersebut meliputi perubahan yang diberi nama His445Arg, Asn487Asp, Gln493Glu, dan Thr572Ile. Mutasi ini dapat mempengaruhi seberapa mudah virus memasuki sel manusia, seberapa baik virus menghindari sistem kekebalan tubuh, dan seberapa cepat virus menyebar dari orang ke orang.

Sementara beberapa perubahan mengurangi kemampuan virus untuk menempel pada sel manusia, yang para ahli sebut sebagai pengikatan reseptor ACE2 yang berkurang. Perubahan lainnya tampaknya membantunya menghindari respons kekebalan, yang berarti virus dapat lolos dari deteksi oleh pertahanan alami tubuh atau vaksin.

Apakah Lebih Berbahaya?

Sampai saat ini, belum ada bukti yang menunjukkan varian XFG lebih berbahaya atau menyebabkan pasien harus dirawat inap yang lebih parah. Tetapi, kemampuannya untuk menyebar dan menghindari kekebalan tubuh dapat menjadi tantangan jika virus telah menyebar luas.

Menurut laporan Lancet, XFG dan varian baru terkait lainnya seperti NB.1.8.1, LF.7.9, dan XFH menunjukkan keunggulan pertumbuhan. Artinya, mereka mungkin lebih cepat dalam penyebaran daripada strain sebelumnya dan berpotensi memicu gelombang infeksi berikutnya jika tidak dipantau secara ketat.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Menyoal Varian COVID-19 XFG yang Jadi Biang Kerok Kenaikan Kasus di India"